Ramadan Bersama Asmaul Husna (5)

Foto: myislam.org

AL-GHANIY

Oleh: Dr. Izza Rahman, M.A. (Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka/UHAMKA Jakarta) 

Ya ayyuhan-nas antumul-fuqara’ ilallah, wallahu huwal-ghaniyyul-hamid. Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah, dan Allahlah Yang Mahakaya Maha Terpuji.

Tak ada makhluk yang kebutuhannya lebih besar dari kebutuhan manusia. Ada banyak sekali yang manusia perlukan, dan tidak ada yang cukup kaya untuk memenuhi semua kebutuhan itu selain Allah. Kekayaan yang ia kumpulkan tidaklah mengurangi daftar kebutuhan. Hidupnya bisa damai, tenang, dan senang saat ia menghamba kepada Allah, menyadari kebutuhannya kepada-Nya, dan menaruh percaya kepada-Nya.

Baca:

Ramadan Bersama Asmaul Husna (4)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (3)

Allahlah yang benar-benar kaya karena Dia tidak memerlukan apa pun. Allah tidak butuh teman, anak, pasangan, sekutu, ataupun dukungan, bantuan, dan pertolongan dari makhluk. Allah pun tidak membutuhkan keimanan, ibadah, ketaatan, ataupun mujahadah dari makhluk. Manusia sendiri yang memerlukannya. Manusia lemah dan serba butuh ini butuh itu. Sekiranya seisi dunia bermaksiat, tak akan memberi mudarat sedikit pun kepada Sang Mahakaya.

Allahlah yang menjadi gantungan semua makhluk. Entah manusia menyadarinya atau tidak, memintanya atau tidak, manusia sangat memerlukan pemberian Allah. Manusia yang sadar dan menghayati kefakirannya, akan bersyukur untuk mendapat tambahan nikmat dari-Nya, akan berdoa untuk mendapat karunia-Nya, akan beristigfar untuk mendapat ampunan-Nya, dan akan bersedekah untuk mendapat pemberian yang lebih baik. Namun, pemberian Allah sebenarnya tidak bergantung kepada itu semua. Syukur, doa, istigfar, dan amal saleh adalah jalan yang manusia perlukan agar tetap menghamba kepada-Nya, menyadari kebutuhannya kepada Allah.

Allahlah Sang Mahakaya. Dia menguasai seluruh perbendaharaan langit dan bumi, dunia dan akhirat; semuanya milik Allah. Dia pula yang menganugerahkan kekayaan atau kecukupan. Adanya manusia yang amat terbatas hartanya, membantu mengarahkan manusia untuk tidak bergantung kepada harta, tidak takut miskin bila mengikuti perintah-Nya, tidak pula menyombongkan kekayaan ataupun mengejarnya dengan ketamakan, serta membantunya untuk terus berharap akan belas kasih-Nya.

BACA JUGA:

Ramadan Bersama Asmaul Husna (2)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (1)

Insan yang menyadari posisinya sebagai hamba dari al-Ghaniy, akan menjauhi sikap congkak, pamer kekayaan, ataupun rakus harta. Ia tidak menghamba kepada dunia, tidak risau dengan masalah rezeki, dan selalu merasa cukup. Hamba al-Ghaniy sadar untuk terus bersandar kepada-Nya, dan tumbuh menjadi pribadi yang damai dan melayani.

[RAN]

2 thoughts on “Ramadan Bersama Asmaul Husna (5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *