AL-QARIB
Oleh: Dr. Izza Rahman, M.A. (Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka/UHAMKA)
Wa-idza sa’alaka ‘ibadi ‘anni fa-inni qarib. Jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka sungguh Aku amat dekat.
Manusia memerlukan Tuhan yang dekat. Bila Tuhan dekat, manusia tidak kesulitan untuk mengadu dan meminta, tidak kesulitan untuk menyampaikan keperluan dan harapan, dan tidak pula kesulitan untuk menerima tanggapan dan pemberian dari Tuhan.
Allah adalah Sang Mahadekat. Allah begitu dekat dengan hamba-Nya sehingga mendengar semua yang menjadi keinginannya, harapannya, permintaannya, keluhannya, ataupun tuntutannya. Hamba tak sepatutnya ragu bahwa Allah itu mendengar dan menanggapi setiap doanya. Yang lebih patut ia ragukan adalah apakah dirinya telah menanggapi (dengan sikap taat) semua perintah-Nya yang sampai kepadanya.
Allah Maha Menyimak lagi Mahadekat. Pengetahuan-Nya tentang hamba demikian sempurna sehingga tak ada yang dapat hamba sembunyikan dari-Nya. Kata hati sekalipun terdengar selalu oleh-Nya. Sudah sewajarnya hamba memiliki rasa takut yang amat dan rasa malu yang sangat kepada-Nya. Allah Mahadekat lagi Maha Menanggapi. Bila hamba mengingat, memohon ampunan dan bertobat, kasih sayang-Nya begitu sempurna dan begitu dekat, sehingga tak semestinya hamba meragu dan kembali menjauh. Sudah sepatutnya hamba senantiasa menaruh harap kepada-Nya.
Hamba yang dekat dengan Sang Mahadekat, meneladani sifat-Nya dengan bertumbuh menjadi pribadi yang dapat dirasa dekat oleh siapa saja yang menjumpai dan berteman dengannya. Ia siap untuk mendengar, menerima pesan, dan memberi tanggapan sehingga setiap orang akan ia manusiakan.
[RAN]
3 thoughts on “Ramadan Bersama Asmaul Husna (1)”