
Yakni melalui perpustakaan masjid yang dibangun nyaman dan menarik serta aksesnya mudah dijangkau masyarakat.
[JAKARTA, MASJIDUNA] — Masjid sejatinya tak sekedar sebagai tempat beribadah semata, namun pula sebagai bagian dalam beraktivitas, termasuk menunut ilmu keagamaan. Karenanya, masjid mesti dirancang dan diproyeksikan bakal menjadi puusat literasi keagamaan.
Koordinator Fungsi Kepustakaan Islam Kemenag, Abdullah Alkholis berpandangan, masjid tal sekedar sebagai tempat kegiatan ibadah mahdah. Tapi masjid menjadi tempat strategis menjadi pusat literasi keagamaan. Yakni dengan membuat perpustakaan di setiap masjid menjadi nyaman dan menarik
“Serta lokasinya di tempat yang mudah diakses masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Dia melanjutkan, merancang letak perpustakaan masjid pun penting diperhatikan pengurus masjid. Sebab perpstakaan masjid yang sulit dijangkan menjadikan alasan masyarakat enggan bertandang. Selain itu, pengurus perpustakaan masjid agar mendaftarkan perpustakaan masjidnya ke aplikasi Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI) milik Kemenag.
Baca juga: Pentingnya Pengurus Masjid Menunaikan Akta Ikrar Wakaf
Baca juga: Masyarakat Mesti Jadikan Masjid Tempat Memperbaiki Diri
Menurutnya, pendataan perpustakaan masjid di ELIPSKI memiliki banyak manfaat. Antara lain soal permohonan bantuan. Alkholis mengungkapkan saat ini masjid yang memiliki perpustakaan yang masuk dalam catatan Kemenag di aplikasi ELIPSKI baru mencapai 183 masjid. Jumlah itu diharapkan terus bertambah mengingat masjid akan menjadi pusat literasi keagamaan.
“Kita harapkan para pengurus perpustakaan masjid ini bisa mendaftarkan perpustakaan masjidnya ke ELIPSKI. Banyak manfaat yang bisa mereka terima ketika terdaftar di ELIPSKI,” pungkasnya.
[KHA/Bimasislam/ilustrasi:PNGdownload.id]
