Ketika Imam Syafii Tolak Jabatan dari Istana

[JAKARTA, MASJIDUNA]– Imam Syafii adalah salah seorang ulama besar dalam ilmu fiqih.

Para pengikut mazhabnya sering disebut dengan Syafiiyah.

Ulama bernama lengkap Abū ʿAbdillāh Muḥammad bin Idrīs asy-Syāfiʿī yang lahir pada 767 M (150 H) di Gaza, Palestina itu memiliki pribadi yang sangat mengagumkan. Salah satunya saat dia menolak jabatan sebagai qadi atau pemuka agama Istana di masa pemerintahan Harun Al Rasyid.

Di Bulan Rajab, Imam Syafii Lahir dan Wafat

Dikisahkan, Imam Syafii sering menghadiri berbagai majelis bersama para ulama, yang sering disebut munadlarah (pertukaran pikiran).

Dikutip dari buku “Biografi Empat Serangkai Imam Mazhab” karya K.H. Moenawar Chalil, pada satu ketika, banyak ulama yang bertanya dan mendebat pendapatnya. Tidak semua bertujuan tukar pikiran, ada juga yang sengaja mencari kelemahan sang Imam.

Namun, dia berhasil menjawab semua yang ditanyakan.

Hal ini membuat Khalifah Harun Al Rasyid terpesona dan ingin menawarkan jabatan qadi.

Namun di luar dugaan, Imam Syafii justeru menolak.

Dengan santun dia menjawab, “Mudah-mudahan Allah memanjangkan usia baginda. Saya tidak berhajat pada pangkat. Tetapi saya ingin memperhubungkan kekelurgaan di Mesir, jika baginda berkenan,” katanya.

Baca Juga: Imam Sibawaih, Ahli Nahwu Tiada Banding

Harun Al Rasyid pun menjawab, “Demikianlah hendaknya, Inysaallah.”

Imam Syafii menolak jabatan tinggi itu dengan santun. Namun karena itu, kedudukanya makin dihormati dan namanya makin harum di mata pengikutnya. Ilmu-ilmunya terus dipelajari sampai sekarang.

Imam Syafii meninggal pada 19 Januari 820 Masehi (204 H) dan dimakamkan di Fustat, Mesir.

(IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *