Ilustrasi sikap zuhud (sumber foto: Gramedia)
JAKARTA, MASJIDUNA- Imam Hambali adalah salah satu ulama fiqih dan ahli hadits yang pengaruhnya di dunia Islam sangat luas. Imam Ahmad bin Hanbali, adalah salah satu murid dari Imam Syafii. Tidak mengherankan bila dalam bidang fiqih keduanya menjadi rujukan hingga saat ini.
Sebagai ulama besar, kehidupan Imam Hambali, yang lahir di Bagdad, Irak, pada Rabiulawwal 164 Hijriah atau 780 Masehi itu, sangatlah sederhana alias zuhud. Namun kesederhanaan hidupnya tidak menutup diri dari sikap dermawan. Salah seorang sahabatnya, Sulaiman bin Al Asy’ats menceritakan, “Saya belum pernah melihat Imam Ahmad bin Hambal menyebut urusan dunia,” katanya.
Baca Juga; Ibnu Taimiyah, Mahfud MD dan 60 Tahun dengan Polisi Jelek
Makanan sehari-harinya pun jauh dari kesan mewah. Sering sekali Imam Hambali hanya memakan roti kering, yang sebelum direndam dalam air, dia tiup dulu untuk membersihkan dari debu. Kemudian roti kering itu dia rendam dalam air hingga merekah, barulah kemudian ditaburi garam untuk dimakan. Pada kesempatan lain, seringkali dia hanya duduk beralasan tanah tanpa alas tikar.
Meski berada dalam kondisi yang sangat sederhana, namun Imam Hambali justeru tidak pernah meminta-minta. Sebaliknya dia dikenal sebagai sosok dermawan alias suka memberi. Hal itu dilakukan demi menjaga kehormatan dirinya.
Seorang sahabat bernama Abu Said pernah menceritakan kepada putera Imam hambali, Abdullah. “Aku kerap kali datang dari ayahmu dan seringkali dia memberikan apa-apa kepadaku dengan berkata: Aku memberikan ini kepadamu adalah separuh dari kepunyaanku.”
Bahkan kepada sahabat yang lain, Harun Al Mustamly, Imam Hambali pernah berkata, “Aku tidak punya apa-apa, hanya ini.” Sambil memberikan lima dirham yang ada di tangannya.
Bila dia mendapatkan hadiah dari tetangga, maka dia akan membalas kebaikan tetangganya itu dengan yang lebih banyak dan lebih besar lagi.
Baca Juga: Kisah Abu Hanifah, Imam Mazhab dan Penjual Kain yang Dermawan
Demikian sosok Imam Hambali, yang sederhana, zuhud namun selalu ringan tangan dan dermawan. Imam Hambali wafat pada 12 Rabiulawwal 241 Hijriah atau 4 Agustus 855 Masehi.
(IMF)