(20) Ramadan di Sydney: Semarak Program Lailatul Qadar

LAPORAN: Dr. Izza Rohman, M.A. (Dosen Universitas Prof. Dr. Hamka/UHAMKA, Pemerhati Sosial Keagamaan)

[PUNCHBOWL, SYDNEY, MASJIDUNA] — Di sepuluh hari terakhir Ramadan, masjid-masjid dan berbagai tempat berjamaah di Sydney menggelar program iktikaf, mulai dari yang sangat terorganisir sampai yang tak terkoordinir. Ada pula yang menyelenggarakan tahajud berjamaah di 10 malam terakhir, umumnya di jam 3:30 dini hari. Di antaranya Masjid Iqro’ dan Masjid Punchbowl.

Selain iktikaf dan tahajud, sebagian masjid menggelar kegiatan khusus lailatul qadr. Yang dimaksud lailatul qadr di sini adalah malam ke-27 Ramadan. Jangan bingung, lailatul qadr boleh jadi turun di malam lain, tapi malam ke-27 memang lebih sering dipilih sebagai waktu program spesial lailatul qadr, mungkin karena sebagian pendapat menyebut inilah malam yang lebih kuat isyaratnya. (Salah satu isyaratnya ada di surah al-Qadr sendiri, satu-satunya surah yang menyebut lailatul qadr).

Pada malam 27, Masjid As-Sunnah menggelar tarawih di ruang terbuka di jalanan Haldon Street di Lakemba sehingga menghentikan sementara aktivitas wisata kuliner Ramadan Nights, antara jam 7:30 sampai 9:30 malam. Tahun ini tahun kedua mereka menggelar tarawih terbuka setelah Ramadan 2023 menjadi pembuka sejarah diadakannya tarawih berjamaah di Haldon Street.

Di sebagian masjid, kegiatan spesial malam 27 bahkan berlangsung semalam suntuk. Dari iftar hingga kuliah subuh. Misalnya di UMA Centre dan Masjid Punchbowl.

Di Masjid Punchbowl, tarawih tidak dilaksanakan seperti biasanya. Qiyamulail dilaksanakan sepanjang malam dengan selingan berbagai acara: kultum (short talk), fundraising, nasyid (puji-pujian merdu tanpa alat musik), doa bersama, shalat tasbih, khataman, kuis anak-anak, dan free time. Acara di UMA beda variasinya.

Shalat malam di Punchbowl dilangsungkan delapan kali. Masing-masing 4 rakaat, dengan dua kali salam. Di akhir ada witir 3 rakaat. Bila diikuti semua, jamaah shalat malam 37 rakaat (32 tarawih, 2 tasbih, 3 witir). Imam shalatnya membacakan ayat-ayat pilihan dari berbagai surah.

Setelah mengikuti iftar akbar, tarawih, dan ceramah di Masjid Iqro’ hingga jam 10:30, saya kemudian bergeser ke Masjid Punchbowl. Jamaahnya ternyata tetap penuh sepanjang malam.

Sekalipun tak ada kopi dan teh seperti halnya di Iqro’, jamaah terbantu untuk bertahan semalam suntuk di Punchbowl Mosque dengan variasi acara serta keindahan suara para imam dan pelantun nasyid. Imam, penceramah, dan penyanyi nasyid, tampaknya diundang secara khusus. Kuis disemarakkan oleh puluhan anak sekalipun diadakan jam satu malam.

Di sini lailatul qadr kali ini bertepatan dengan akhir pekan, sehingga meringankan para jamaah. Kebetulan juga, ini malam Ahad pertama bulan April, saat waktu Sydney disesuaikan kembali dari GMT +11 menjadi GMT +10. Saat tiba jam 3 dini hari, jam dimundurkan lagi ke jam 2. Ini menambah daya tarik tersendiri bagi jamaah yang belum lama tinggal di Sydney.

Punchbowl, Sydney — Di sepuluh hari terakhir Ramadan, masjid-masjid dan berbagai tempat berjamaah di Sydney menggelar program iktikaf, mulai dari yang sangat terorganisir sampai yang tak terkoordinir. Ada pula yang menyelenggarakan tahajud berjamaah di 10 malam terakhir, umumnya di jam 3:30 dini hari. Di antaranya Masjid Iqro’ dan Masjid Punchbowl.

Selain iktikaf dan tahajud, sebagian masjid menggelar kegiatan khusus lailatul qadr. Yang dimaksud lailatul qadr di sini adalah malam ke-27 Ramadan. Jangan bingung, lailatul qadr boleh jadi turun di malam lain, tapi malam ke-27 memang lebih sering dipilih sebagai waktu program spesial lailatul qadr, mungkin karena sebagian pendapat menyebut inilah malam yang lebih kuat isyaratnya. (Salah satu isyaratnya ada di surah al-Qadr sendiri, satu-satunya surah yang menyebut lailatul qadr).

Pada malam 27, Masjid As-Sunnah menggelar tarawih di ruang terbuka di jalanan Haldon Street di Lakemba sehingga menghentikan sementara aktivitas wisata kuliner Ramadan Nights, antara jam 7:30 sampai 9:30 malam. Tahun ini tahun kedua mereka menggelar tarawih terbuka setelah Ramadan 2023 menjadi pembuka sejarah diadakannya tarawih berjamaah di Haldon Street.

Di sebagian masjid, kegiatan spesial malam 27 bahkan berlangsung semalam suntuk. Dari iftar hingga kuliah subuh. Misalnya di UMA Centre dan Masjid Punchbowl.

Di Masjid Punchbowl, tarawih tidak dilaksanakan seperti biasanya. Qiyamulail dilaksanakan sepanjang malam dengan selingan berbagai acara: kultum (short talk), fundraising, nasyid (puji-pujian merdu tanpa alat musik), doa bersama, shalat tasbih, khataman, kuis anak-anak, dan free time. Acara di UMA beda variasinya.

Shalat malam di Punchbowl dilangsungkan delapan kali. Masing-masing 4 rakaat, dengan dua kali salam. Di akhir ada witir 3 rakaat. Bila diikuti semua, jamaah shalat malam 37 rakaat (32 tarawih, 2 tasbih, 3 witir). Imam shalatnya membacakan ayat-ayat pilihan dari berbagai surah.

Setelah mengikuti iftar akbar, tarawih, dan ceramah di Masjid Iqro’ hingga jam 10:30, saya kemudian bergeser ke Masjid Punchbowl. Jamaahnya ternyata tetap penuh sepanjang malam.

Sekalipun tak ada kopi dan teh seperti halnya di Iqro’, jamaah terbantu untuk bertahan semalam suntuk di Punchbowl Mosque dengan variasi acara serta keindahan suara para imam dan pelantun nasyid. Imam, penceramah, dan penyanyi nasyid, tampaknya diundang secara khusus. Kuis disemarakkan oleh puluhan anak sekalipun diadakan jam satu malam.

Di sini lailatul qadr kali ini bertepatan dengan akhir pekan, sehingga meringankan para jamaah. Kebetulan juga, ini malam Ahad pertama bulan April, saat waktu Sydney disesuaikan kembali dari GMT +11 menjadi GMT +10. Saat tiba jam 3 dini hari, jam dimundurkan lagi ke jam 2. Ini menambah daya tarik tersendiri bagi jamaah yang belum lama tinggal di Sydney. [RAN/Foto: DokPri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *