Ramadan Bersama Asmaul Husna (7)

Foto Youtube Izzat El-Official

AL-LATHIF

Oleh: Dr. Izza Rahman, M.A. (Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka/UHAMKA Jakarta)

Ala ya’lamu man khalaqa wahuwal-lathiful-khabir. Apakah (pantas) Zat yang menciptakan itu tidak mengetahui, sedangkan Dia Mahahalus lagi Mahateliti?

Manusia kerap merasa dalam keadaan buruk. Perhatian, kesadaran, dan kepekaannya pada keadaan-baik amatlah lemah. Manusia membutuhkan Tuhan Yang Mahabaik, yang sanggup memberikan kebaikan dengan cara-cara yang halus, lembut, dan serasi; yang sanggup menghadirkan keindahan hingga di luar apa yang manusia bisa sadari.

Baca:

Ramadan Bersama Asmaul Husna (6)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (5)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (4)

Allah Mahajeli. Dia mengetahui dan memperhatikan segala hal yang tersembunyi, samar, rahasia, halus, kecil, ataupun rinci. Ilmu-Nya mencakup hingga seluruh detil. Dialah Sang Mahaindah yang mengetahui semua bagian terkecil dari keindahan. Dia tidak terjangkau oleh indera ataupun akal manusia, namun menjangkau segala yang dijangkau maupun tidak dijangkau oleh indera atau akal manusia. Ciptaan-Nya penuh dengan keserasian, keselarasan, dan keindahan.

Allah Mahabaik. Dialah yang selalu mengetahui maslahat terbaik bagi hamba sekalipun hamba acap berburuk sangka. Dialah yang senantiasa mampu mengantarkan maslahat kepada hamba sekalipun hamba kerap kehilangan asa. Dialah yang menghadirkan kebaikan dengan cara yang baik dan halus, yang selaras dengan kemampuan hamba, sekalipun hamba jarang menyadarinya. Hamba yang insaf akan tenang menghadapi segala keadaan karena meyakini bahwa Tuhan mengetahui hidupnya, mengasihi hamba-Nya, dan kuasa menyampaikan kebaikan baginya.

Baca Juga:

Ramadan Bersama Asmaul Husna (3)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (2)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (1)

Allah Mahalembut. Dia menyampaikan rahmat dengan cara halus yang tak disadari oleh hamba yang menerimanya. Dia mengurusi dan melayani hamba dengan kelembutan. Hadirnya ujian, yang kadang bertubi-tubi, sebenarnya adalah cara yang lembut dan indah agar manusia menyadari banyaknya kebaikan yang Allah berikan dengan kelembutan. Manifestasi kelembutan-Nya memang kadang seperti kabut sunyi, namun tetap dapat dilihat dengan mata hati.

Hamba al-Lathif tumbuh menjadi pribadi yang halus, lembut, baik, dan indah. Untuk berbuat baik, ia memberi perhatian hingga ke hal yang terkecil yang sanggup ia perhatikan. Ia tidak terganggu oleh ketidaksadaran orang akan kebaikan dan keindahan yang ia hadirkan. Mata hatinya yang terbuka, dapat melihat keindahan demi keindahan di balik keadaan yang ia hadapi dengan kesabaran, dan di balik kebaikan yang ia tebarkan dengan kesyukuran.  

[RAN]

4 thoughts on “Ramadan Bersama Asmaul Husna (7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *