Ramadan Bersama Asmaul Husna (10)

AL-‘AZIZ

Oleh: Dr. Izza Rahman, M.A. (Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka/UHAMKA Jakarta)

Waman-nashru illa min ‘indillahil-‘azizil-hakim. Dan tidaklah kemenangan itu selain dari Allah Yang Mahaperkasa Mahabijaksana.

Manusia sering beradu kekuatan: kalah, mengalah, dikalahkan, atau mengalahkan. Manusia membutuhkan Tuhan perkasa, yang mengungguli semua, dan kuasa memberikan pertolongan dan kemenangan bagi hamba yang berharap. Manusia sering pula berbuat salah, menyalahkan diri, disalahkan, atau menyalahkan. Manusia memerlukan Tuhan perkasa, yang kuasa memberikan hukuman, sekaligus kuasa menangguhkan hukuman, dan kuasa memberikan ampunan. Manusia sering pula berbuat hina, menghinakan diri, dihina, atau menghina. Manusia membutuhkan Tuhan perkasa yang menggenggam seluruh kemuliaan, sehingga kuasa mengangkat derajat hamba yang mendekat.

BACA:

Ramadan Bersama Asmaul Husna (9)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (8)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (7)

Allah Mahaperkasa. Dialah pemilik kekuatan, kekuasaan, dan kedigdayaan. Dia mandiri, berkuasa, dan tidak membutuhkan kekuatan dari selain-Nya. Dia mendatangkan bahaya dan tidak dibahayakan, serta mendatangkan manfaat dan tidak diberi manfaat. Kehebatan kekuatan-Nya terbukti jelas dalam ayat-ayat-Nya. Siapa yang Allah lindungi, akan selamat dan aman. Siapa yang Allah dukung, akan kuat dan menang.

Allah Mahaunggul. Dia mengalahkan, menguasai, dan menundukkan semua selain-Nya. Keunggulan makhluk (dari sesamanya) bersumber dari-Nya. Dia menganugerahkan keunggulan kepada siapa yang Dia kehendaki. Hamba yang sadar akan memandang kekuatan dan keunggulan sebagai karunia dari-Nya yang memihak orang beriman yang mengikuti petunjuk-Nya.

Allah Mahamulia. Dialah pemilik kemuliaan, kehormatan, dan ketinggian derajat. Kemuliaan-Nya melampaui apa yang manusia narasikan tentang-Nya. Hanya Dia yang pada hakikatnya menggenggam seluruh kemuliaan. Hamba yang sadar tidak akan menghinakan diri kecuali di hadapan-Nya, dan tidak akan memohon kemuliaan kecuali kepada-Nya.

Hamba al-‘Aziz tumbuh menjadi pribadi yang kuat, yang tidak menggunakan kekuatannya untuk menuruti nafsu mengalahkan, menyalahkan, dan menghinakan orang lain. Ia bermental pemenang tapi tidak mau menyombongkan kemenangan. Ia rendah hati, berhati mulia, dan memanusiakan manusia.

[RAN]

One thought on “Ramadan Bersama Asmaul Husna (10)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *