Rahasia Kesantunan Bahasa Al-quran, Bahan Kajian di Bulan Ramadan

[JAKARTA, MASJIDUNA]- Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan selama bulan ramadan adalah membaca quran. Tidak heran, akan banyak yang berpuasa berusaha mengkhatamkannnya di bulan penuh keberkahan itu.

Banyak keistimewaan quran, salah satunya adalah bahasa penuh kesantunan yang digunakan kitab ini, yang mengungkapkan banyak rahasia.

Baca Juga: KH Saleh Darat, Pelopor Penerjamah Al-Quran Bahasa Jawa

Imam Besar Masjid Istiqlal Profesor KH Nasaruddin Umar dalam bukunya “Memahami Al-quran di Masa Post Truth” mengungkapkan bahwa salah satu bahasa quran adalah santun dan proporsional.

Misalnya, bahasa terhadap kedua orang tua quran mengingatkan dengan bahasa “qaulan karima” atau bahasa yang mulia (Al-Isra ayat 23).

Sementara untuk para anak atau junior menggunakan bahasa “qaulan ma’rufan” bahasan yang baik dan populer (An-nisa ayat 5).

Untuk mengungkapkan data dan fakta quran meminta kita menggunakan bahasa “qaulan sadidan” atau bahasa yang tepat dan valid (An-nisa ayat 9).

Sementara untuk kelompok oposisi atau yang berseberangan digunakan kalimat “qaulan balighan” bahasa komunikatif (An-Nisa ayat 63).

Bahkan terhadap orang yang kasar pun, quran meminta kita menggunakan bahasa “qaulan layyinan” bahasa yang lemah lembut (Thaha ayat 44).

Baca Juga: Implikasi Puasa Terhadap Pendidikan Keluarga

Terhadap yang dianggap musuh, quran menggunakan istilah “qaulan maisuran” bahasa yang pantas (Al-Isral ayat 28).

Nah, kearifan sebuah masyarakat bisa diukur dari caranya berkata-kata atau mengungkapkan pernyataan baik lisan atau tulisan termasuk di media sosial.

Maka jelang bulan ramadan nanti, sudah sepantasnya kita kembali kepada bahasa yang dianjurkan quran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *