AT-TAWWAB
Oleh: Dr. Izza Rahman, M.A. (Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka/UHAMKA Jakarta)
Alam ya’lamu annallaha huwa yaqbalut-tawbata ‘an ‘ibadihi wa ya’khudzush-shadaqat, wa annallaha huwat-tawwabur-rahim. Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima tobat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat(nya), dan bahwa Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang?
Manusia sering putus asa dengan masa lalu yang penuh keburukan, atau merasa selalu ada saja kendala untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik. Manusia membutuhkan Tuhan Yang Maha Menerima tobat, yang memberikan kesempatan dan jalan bagi manusia untuk kembali ke jalan yang benar.
Allah adalah Sang Maha Pemberi tobat. Dia berulang kali memberi jalan, kesempatan, petunjuk, dan motivasi bagi hamba-Nya untuk dapat bertobat, kembali dari maksiat menuju taat. Berulang kali hamba menerima rida-Nya padahal sudah layak mendapat kemarahan, menerima pemberian maaf-Nya padahal sudah layak mendapat siksaan. Hamba yang sadar tidak akan menunda-nunda pertobatan, menyesali dosa dan takut mengulangi kesalahan, serta bersemangat melakukan kebaikan untuk menghapus catatan keburukan.
BACA:
Ramadan Bersama Asmaul Husna (15)
Ramadan Bersama Asmaul Husna (14)
Ramadan Bersama Asmaul Husna (13)
Allah adalah Sang Maha Penerima tobat. Dia banyak sekali menerima tobat dari hamba-Nya yang Dia kehendaki. Berulang-ulang Dia menerima tobat dan melimpahkan rahmat kepada orang-orang yang sebelumnya melakukan kesalahan. Allah dapat menerima banyak sekali tobat dari seorang hamba, dan menerima tobat dari banyak sekali hamba-Nya. Pintu tobat selalu terbuka bagi manusia yang telah lalai, sekalipun ia telah berulang kali bertobat dan berulang kali kembali berbuat maksiat. Sang Pemilik rahmat tak pernah jemu menerima tobat kecuali bila seorang pendosa merasa telah bosan dan berhenti untuk memohon ampunan. Hamba yang sadar tidak akan terjatuh dalam keputusasaan walaupun hidupnya telah berlalu dengan gelimang kemaksiatan.
Allahlah satu-satunya yang mengampuni dosa-dosa. Tak ada selain-Nya yang memiliki kuasa dan kasih sayang yang dapat menyelamatkan manusia dari siksaan. Kepada-Nya sajalah harapan selamat dapat tertambat. Dia sajalah arah dan tujuan untuk kembali. Hamba yang insaf, akan mengharapkan maaf atas semua khilaf hanya dari Allah.
Hamba at-Tawwab tumbuh menjadi pribadi yang senang memberi bimbingan, mudah memaafkan orang, dan peka dengan kesalahan sendiri. Ia mengganti keburukan dengan kebaikan, dan tidak berputus asa untuk terus berproses menjadi lebih baik.
[RAN]
3 thoughts on “Ramadan Bersama Asmaul Husna (16)”