Salah satu adegan dalam film “Buya Hamka” (Sumber:Falcon Picture)
[JAKARTA, MASJIDUNA]– Buya Hamka, nama kependekan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah (17 Februari 1908 – 24 Juli 1981), adalah ulama Indonesia serba bisa.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama ini (1975) selain pandai berdakwah di atas mimbar juga seorang sastrawan dan wartawan. Bahkan, sebelum menjadi ulama besar, Hamka lebih dulu bergelut dalam bidang tulis menulis.
Baca Juga: Renungan Buya Hamka: Memelihara Kesehatan Jiwa dan Badan
Dia menjadi wartawan pada Januari 1936, dengan memelopori jurnalistik Islam dan menekuni karang-mengarang. Ia memimpin Majalah Pedoman Masyarakat di Medan, Sumatera Utara dan juga melahirkan banyak karya seperti Tenggelamnya Kapal Van der Wijk. Saat menjadi wartawan ini pula dia memperkenalkan nama Hamka.
Dalam film biografi yang disutradrai oleh Fajar Bustomi dengan judul “Buya Hamka”, sosok sang ulama ini dihidupkan mulai dari kehidupan masa kecil di tanah Minang, merantau ke Jakarta hingga menjadi ulama. Tidak lupa pula kisah pemenjaraanya di zaman Orde Lama namun justeru menghasilkan karya Tafsir Al-Azhar.
Maka tidak heran bila salah seorang putri Hamka, Azizah, terharu saat menyaksikan pemutaran film ini bersama aktor utama Vino G Bastian. Setelah menonton akting Vino, Azizah sempat terharu karena seakan-akan melihat kembali sosok ayahnya (Buya Hamka).
“Tadi Ibu lihat ayah. Ibu nonton. Ada ayah Ibu. Ibu rindu (ayah),” kata Azizah usai menonton film Buya Hamka.
Di sela-sela Pengkajian Ramadhan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Uhamka (Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka) menggelar road show film Buya Hamka bersama sutradara, para aktor dan putri kelima Buya Hamka, Azizah Hamka, pada Sabtu (1/4/2023).
Baca Juga: Fitria, Anak Jusuf Hamka, Memeluk Islam
Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro menyambut baik adanya film Buya Hamka ini. Menurut Gunawan, Buya Hamka memiliki tempat khusus di hati masyarakat Indonesia.
Bahkan, hal itu berlaku pula bagi mayoritas masyarakat Melayu di negeri Malaysia. “Motto kami di sini menyebut Hamka-Hamka muda. Beliau (Buya Hamka) memiliki talenta, otodidak, belajar sepanjang hayat. Ini jadi motivasi bagi kami untuk jadi Hamka-Hamka muda,” ujar Gunawan, saat road show film Buya Hamka tersebut.
Gunawan sepakat akan mendorong civitas akademika di kampus Uhamka untuk menonton film ini.
“Semoga para mahasiswa dan semua pihak mendapatkan inspirasi,” katanya.
Terlebih, lanjut Gunawan, Uhamka memiliki misi menurunkan karakter berkemajuan Buya Hamka kepada para mahasiswanya.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengungkapkan, Buya Hamka merupakan sosok pujangga yang memiliki karakter intelektual.
Ia adalah sosok ulama yang mampu menciptakan karya-karya yang luar biasa.
Buya Hamka memiliki kelebihan dan ciri khas dalam gaya tulisannya, yakni mampu menulis dengan hati.
Sehingga ia dapat melahirkan energi positif dalam karya-karyanya bagi masyarakat luas, terutama bangsa Indonesia.
“Buya Hamka adalah sosok yang sangat unik, beliau sosok intelektual. Dia seorang pujangga, pemikir, dan juga ulama dengan mencetak karya yang sangat luar biasa,” ungkap Abdul Mu`ti.
(IMF)