Tercermin dalam tauhid rububiyyah, mulkiyyah, dan tauhid uluhiyyah yang merupakan esensi ajaran tauhid, sebagaimana termaktub dalam Surat Al Fatihah ayat (2) sampai dengan (5).
[MASJIDUNA, YOGYAKARTA] — Keluarga menjadi elemen terkecil dari sebuah komunitas besar bernama negara. Melalui keluarga yang sakinah, menjadi bibit dalam menjadikan sebuah komunitas besar dan baik. Karenanya pentingnya membentuk keluarga sakinah dengan berlandasakan tauhid yang kuat. Lantas seperti apa menguatkan tauhid dalam membentuk kelarga sakinah?.
Mengutip dari laman Muhammadiyah, setidaknya adanya kesadaran tentang semua proses dan keadaan kehidupan kekelargaan haruslah berpusat pada Allah Subhanahu Wata ‘Ala. Hakikatnya, semua yang terdapat di bumi beserta isinya berasal dan milik Allah. Bahkan semua kembali ke Allah. Oleh karena itu semua kegiatan harus dilakukan karena Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Allah Subhanahu Wata ‘Ala berfirman dalam Surat Al-Baqoroh ayat (284), “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” .
Sementara dalam sebah buku berjudul ‘Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah’ disebutkan bahwa Tauhid menjadi landasan pembentukan keluarga sakinah. Yakni tercermin dalam tauhid rububiyyah, mulkiyyah, dan tauhid uluhiyyah yang merupakan esensi ajaran tauhid. Hal ini termaktub dalam Surat Al Fatihah ayat (2) sampai dengan (5), “Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai Hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”.
Tauhid rububiyyah merupakan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wata ‘Ala adalah satu-satunya Tuhan Pencipta, Pemelihara, Pemberi hidup dan Pengendali semua makhluk dan semua urusan. Kemudian Tauhid mulkiyyah, merupakan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wata ‘Ala adalah satu-satunya Tuhan yang memiliki dan menguasai seluruh mahluk dan alam semesta. Kekuasaan Allah kepada manusia berdasarkan rahmah. Allah Subhanahu Wata ‘Ala sebagai penguasa seluruh semesta alam memberikan kebaikan yang nyata.
Sementara Tauhid uluhiyyah, merupakan keyakinan bahwa Allah Subhanahu Wata ‘Ala adalah satu-satunya Tuhan yang dijadikan Ilah yang harus dipatuhi, ditaati, diagungkan dan dimuliakan, menjadi sumber pengabdian dan menjadi tujuan dalam menjalani kehidupan. Karena itulah, sebagai implementasi konsep tauhid dalam keluarga, bahwa yang berhak mendapatkan pengabdian absolut hanyalah Allah Subhanahu Wata ‘Ala. Suami-isteri saling mengingatkan dan menguatkan untuk senantiasa melakukan pengabdian kepada Allah.
Nah atas dasar itulah, landasan tauhid keluarga sakinah diterapkan dalam proses pemilihan pasangan, dalam proses pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan, serta dalam proses pemecahan masalah yang dihadapi oleh suatu keluarga. Landasan tauhid dalam kehidupan keluarga menumbuhkan perasaan tenteram, mendorong motivasi keberhasilan, meluruskan arah dalam kebingungan, serta meredam frustasi dalam kehidupan. Landasan tauhid juga menghindarkan munculnya orientasi egoistis, materialistis, maupun mistis (syirik) dalam kehidupan keluarga.
[AHR/Muhammadiyah/ilustrasi: binaukhuwah.org]
One thought on “Menguatkan Tauhid Landasan dalam Membentuk Keluarga Sakinah”