Pandemi Covid-19 Momentum Tepat Menyalurkan Kas Masjid Bagi Masyarakat

[JAKARTA, MASJIDUNA] — Banyaknya jumlah masjid di Indonsia semestinya menjadi kekuatan dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19. Khususnya persoalan ekonomi masyarakat terdampak. Setiap masjid sedianya memiliki kas keuangan yang perolehannya dari zakat, infak, jariah dan sedekah dari jamaah dan umat.

Coach Wirausaha Berbasis Masjid, Rendy Saputra  berpandangan banyaknya uang kas masjid yang tersimpan semestinya menjadi momentum tepat menyalurkannya di tengah pandemi Covid-19. Sebab tak sedikit masjid yang meenimbun saldo kas masjid.

“Puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Sebenarnya kesempatan pandemi  ini saatnya kas masjid direalisasikan,” ujarnya dalam sebuah diskusi daring bertajuk, ‘Peran Masjid di Masa Pandemi’ di Jakarta, Jumat (8/5).

Rendy maklum adanya penumpukan kas masjid. Pasalnya banyak yang berniat merenovasi masjid melalui infak masjid. Padahal, infak dari jamaah sedianya peruntukannya bagi operasinal kegiatan masjid. Menjadi persoalan, kata Rendy, kas masjid yang bakal digunakan justru telah terpakai.

Dia menyarankan bila masih terdapat kas masjid, dapat segera direalisasikan bagi kepentingan jamaah khususnya. Kemudian pasca pandemi Covid-19 nantinya, manajemen masjid harus diperbaiki, terkontrol dan terdata dengan baik.

“Kalau misalnya sampai saat ini kasnya sudah menipsi karena tidak ada shalat jumat atau aktivitas ramai di masjid, disitulah guna database. Di sini saatnya masjid harus cerdas memaskimalkan arus pemasukan dari jamaah dan masyarakat. Bisa lewat transfer rekening,” ujarnya.

Bahkan, cara tersebut pun dapat menjadi solusi bagi operasional masjid pula. Sebab tanpa adanya fungsi sosial, maka masjid tak memiliki pemasukan sama sekali. Maka dari itu pentingnya bersama-sama menggerakan masjid dan keperdulian terhadap sesama.

“Kita tidak bisa memanen tanpa ada yang kita tanam,” ujarnya.

Rendy berharap setiap pengurus masjid dimanapun mendidik para saudagar, dan masyarakat soal zakat, infak dan shadaqah serta melakukan pendataan jamaah. Sebab dengan didahului mendidik soal ilmu zakat, infak dan shadaqah, dan pendataan, maka masjid pun tak bakal kesulitan mengumpulkan dana atau menggerakan infak masyarakat.

“Yang jadi masalah, masjid belum pernah berinvestasi sosial. Kalau masjid sudah banyak berinvestasi sosial, mendidik masyarakat dan mengkonversinya menjadi mudah,” pungkasnya.

[AHR/ilustrasi:inatonreport]]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *