Menjaga Lingkungan, Dakwah yang Belum Populer


[JAKARTA, MASJIDUNA]
—Volume sampah yang terus bertambah menimbulkan masalah lingkungan yang sulit dikontrol.

Banyak pihak berkampanye untuk mengurangi sampah. Namun dalam prakteknya, masih banyak masyarakat yang belum bertindak. Padahal, menjaga lingkungan juga merupakan dakwah yang sangat dianjurkan. Lihat saja yang dilakukan oleh Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) Pusat, bekerjasama dengan Lembaga Dakwah Kampus Mahasiswa Pecinta Mushalla (LDK MPM) Al-Fajri Universitas Fajar (Unifa), yang menggelar Seminar Illmiah Muslimah dengan tema “Zero Waste, There is No Planet B” di Ballroom Edelweis Unifa, Jalan Prof. Abdurahman Basalamah Kota Makassar, Sabtu (30/11/2019).

Erniati selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Fajar menyambut baik seminar ini. “Saya bangga dengan kegiatan seperti ini, dan mari sama-sama perhatikan lingkungan dimulai dari diri kita,” katanya.

Salah seorang pembicara Ellyana Said mengatakan Bumi saat ini sedang dalam keadaan sakit dan memerlukan perawaratan, salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan.

“Mengapa lingkungan harus dijaga dan dilindungi? Yakni untuk generasi kita kedepannya. Karena bukan hanya kita yang akan tinggal di bumi ini namun anak cucu kita juga. Saya menuntut generasi milenial untuk bersama-sama merawat bumi kita,” tutur Tim penilai Adiwiyata Nasional tahun 2012-2018 ini

Ellyana menyebutkan enam konsep zero waste, yakni Sustainable agriculture, Education, Industrial design, Community development, Sustainable economics development, Sustainable energy, architecture.

“Kita menjadi agen perubahan untuk diri kita dan keluarga serta orang lain dari agen-agen ini, maka mari kita melakukan perubahan kecil yang berdampak besar dengan melakukan 5R, yakni Refuse, reduce, reuse, recycle, rot,” tambah dia.

Untuk mempertegas pentingnya pelestarian Bumi, hadir sebagai pemateri kedua, dokter Muhyina Nur, Daiyah Muslimah Wahdah Islamiyah.Menurut Muhyina, Islam bukan hanya ritual keagamaan saja, namun di dalamnya juga terdapat adab dan akhlaq termasuk dalam menjaga lingkungan bumi, sebagaimana dalam Alquran surah Al-Mulk ayat 15.

“Kedudukan Bumi dalam Alquran yakni dijadikan sebagai tempat berjalan, tempat hidup dan berkembang biak, tumbuhnya generasi kita selanjutnya. Kita mau mewariskan bumi yang lebih indah untuk generasi kita selanjutnya,” ujarnya.

Bumi itu lanjut Muhyina adalah tempat segala macam kebutuhan dan keperluan, bahkan Allah dan RasulNya melaknat bagi manusia yang mengotori sumber air, sebagaimana disebutkan dalam surah Az-zukhruf ayat 10 bahwa bumi ini tempat manusia dilahirkan, ditumbuhkan, dimatikan sampai dibangkitkan lagi.

“Dalam Alquran Allah memuliakan manusia di hadapan malaikat tentang penciptaan khalifah di muka bumi. Siapa penghuni bumi sebelum manusia? Yaitu bangsa jin yang merusak dan menumpahkan darah. Maka Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk menjaga bumi yang sebelumnya rusak,” terang praktisi kesehatan di Rumah Sakit Wihdatul Ummah Makassar ini, sambil mengutip penggalan surah Al-baqarah ayat 2.

“Untuk mempertegas bahwa manusia hanya bisa hidup di bumi saja, tidak ada planet lain, Allah menyebutkan dalam banyak ayat, diantaranya adalah Alquran surah Hud ayat 61, manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi maka wajib baginya untuk menjaga bumi. Ayat lainnya ada dalam Alquran surah ke 7 ayat 85 dan surah Ar-rum ayat 41,” tambah dia.

Contoh bentuk ketidakramahan manusia dalam beribadah yakni berlebihan dalam berwudhu atau menggunakan air.

“Wudhu rasulullah hanya 1 sho’ atau 1 genggam atau 1 gelas dan mandinya Rasulullah itu hanya 1 muth atau 3-4 sho’ saja. Maka kita perlu memindset agar tidak buang-buang air,” jelas dia.

“Yang bisa dilakukan untuk melestarikan bumi adalah dengan meminimalisir penggunaan listrik yang berlebihan dan kadang mubazir, contohnya adalah charger ponsel yang terus dicolok, lampu yang menyala disiang hari, dan lainnya,” tutup dia.(IMF)

Yoast SEO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *