Seikhlas Nabi Ibrahim, Sedermawan Nabi Muhammad

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Perayaan hari raya kurban sudah dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada Minggu (11/8/2019). Sehari sebelumnya, ketika jamaah haji sedang berwukuf di Arafah, kaum muslimin yang tidak berhaji melaksanakan puasa Arafah.

Pelaksanaan kurban dan Arafah punya nilai keteladanan yang tinggi dari Nabi Ibrahim dan Nabi Muhmmad. Menurut Ketua DPP LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Ir.H. Chriswanto Santoso, umat Islam bertekad mewujudkan keikhlasan Nabi Ibrahim, yang bertahun-tahun tidak bertemu anaknya, Nabi Ismail. Namun saat sudah bertemu, Allah justeru meminta agar anak kesayangannya tersebut dikurbankan.

Teladan ini kemudian dilestarikan oleh Nabi Muhammad melalui tradisi berkurban, yaitu menyembelih hewan kurban. Tradisi ini melambangkan kedermawanan. “Rasulullah bersabda, tak ada amalan yang lebih baik pada hari dibanding berkurban, amalan yang melebihi jihad mengorbankan harta, benda, dan nyawanya di medan perang melawan kemusyrikan,” ujar Chriswanto. Saat seorang muslim berkurban, sebelum darahnya menetes ke tanah, pahalanya sudah sampai kepada Allah.

Pada hadits lain disebutkan bahwa setiap bulu-bulu dari hewan yang dikurbankan, baik bulu halus maupun kasar merupakan satu pahala, sehingga semangat berbagi inilah yang ingin ditekankan oleh Nabi Muhammad.

Menurut Chriswanto, banyak warga masyarakat termasuk jamaah LDII yang menabung untuk bisa berkurban. Padahal kondisi ekonomi mereka pas-pasan. Inilah semangat berkurban teladan dari dua nabi. (IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *