Teladan Nabi Ibrahim dalam Khutbah Kyai Said Aqil

[JAKARTA, MASJIDUNA]–Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kyai Said Aqil Siroj menyampaikan kisah Nabi Ibrahim dalam khutbah Idul Adha di Pondok Pesantren At-tsaqofah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (11/8/2019). Nabi Ibrahim, kata kyai asal Cirebon ini, merupakan nabi yang berakal cerdas dan berhati jernih. Buktinya, meski hidup dalam masyarakat penyembah berhala, namun Ibrahim tidak larut di dalamnya. “Dengan akal yang cerdas pikiran jernih, hati yang bening tidak pernah menjadi manusia penyembah berhala,” katanya.

Padahal masyarakat Babilonia tempat Ibrahim hidup kala itu, merupakan masyarakat penyembah berhala. Bahkan, ayah Nabi Ibrahim sendiri adalah seorang pembuat berhala yang kemudian dijual.

Namun, Nabi Ibrahim selalu tergerak hati dan pikirannya mencari Tuhan sejati, bukan tuhan yang bisa lenyap dan bukan tuhan yang dibuat oleh ayahnya. Melalui akal pikirannya, Ibrahim selalu bertanya bahwa bulan dan bintang bisa lenyap, tapi Tuhan yang sesungguhnya tidak mungkin bisa lenyap.

“Alam ini berubah. Setiap yang berubah itu mempunyai sifat baru. Setiap yang baru pasti membutuhkan yang menciptakan. Yang menciptakan tidak boleh berubah, yaitu Allah,” kata Kiai Said.

Dari situlah, Nabi Ibrahim baru menemukan Tuhan sesungguhnya yang menciptakan langit bumi, bintang, bulan, dan matahari.

Proses pencarian Ibrahim terhadap Tuhan yang sesungguhnya terekam dengan jelas dalam Al-quran, termasuknya peristiwa penyembelihan anaknya, Nabi Ismail yang kemudian menjadi tradisi dalam proses kurban dalam agama Islam. (IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *