Jangan Sepelekan Doa, Senjata Ampuh Penembus Rintangan

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Bagi masyarakat Indonesia yang dekat dengan agama, berdoa sudah menjadi rutinitas. Hampir pada banyak acara, selalu dimulai dan diakhiri dengan doa. Tapi, ada juga yang berpandangan bahwa berdoa kurang memberi manfaat. Sebab usaha dan kerja keras yang akan menentukan.

Para ahli psikologi meyakini bahwa doa merupakan pendorong yang paling kuat untuk mencapai tujuan yang baik. Ilmuwan dari Harvard University Herbert Benson meneliti orang yang berdoa melalui “brain scan”. Hasilnya, gambaran aktivitas otak yang komplek mulai terbentuk dan situasi tenang di seluruh otak tercipta ketika seseorang berkonsentrasi dengan doa.

Dalam Islam, perintah berdoa disampaikan melalui Al-quran dan hadits nabi. Salah satu ayat yang sangat terkenal dalam Al-Mukmin ayat 60: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan permintaanmu”.

Dalam quran, tidak ada keraguan tentang pengabulan itu. Allah memberi kepastian bahwa doa hamba akan dikabulkan. Karena itulah, dalam Islam ketika berdoa harus dengan sepenuh keyakinan tidak boleh ada perasaan ragu dan bimbang. Dalam surat Al-Baqarah ayat 152 Allah berfirman: “Ingatlah Pada-Ku, maka aku pasti ingat kepadamu.”

Sebagian ulama menyebutkan, ketika berdoa tidak boleh menggunakan kalimat yang bernada seolah-olah jika Allah berkehendak. Misalnya, “kabulkan doa ku sekiranya Engkau berkehendak.” Karena itu, kata-kata “kabulkanlah kiranya” dalam Islam tidak dikenal. Sebab hal itu seperti meragukan kemampuan Allah.

Keyakinan dalam berdoa ternyata akan mempengaruhi aktvitas fisik orang yang berdoa. Keyakinan itu membawa kepada sikap optimis dan percaya diri. Orang yang selalu mengiri setiap usahanya dengan doa, selalu optimis dan tidak pernah merasa putus asa. Ulama asal Bandung KH Miftah Faridl dalam bukunya yang terkenal “Doa, Sebuah Petunjuk dan Contoh-contoh” menuliskan bahwa meski di era modern segalanya serba pasti, tapi urgensi berdoa tetap dibutuhkan. “Berdoa adakah ibadah yang khas, yang menghubungkan hati dan pikiran manusia dengan Tuhannya, yang mungkin dilakukan di awal, sewaktu atau sesudah suatu keinginan atau pun usaha dilaksanakan,” katanya.

Manfaat doa juga sudah banyak dirasakan, bahkan ketika hal-hal yang mustahil nyaris tak ada jalan keluar, doa justeru memberikan jalan keluar yang tak pernah dipikirkan manusia. (IMF)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *