111 Tahun Muhammadiyah, dari Langgar Kidul hingga Memajukan Bangsa

KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah di depan langgarnya (sumber: Muhammadiyah)

[JAKARTA, MASJIDUNA]– Tak banyak organisasi keagamaan yang usianya mencapai satu abad di Indonesia. Muhammadiyah adalah salah satunya, yang berhasil menembus dinamika perjuangan bangsa. Didirikan pada 18 November 1912, Muhammadiyah awalnya hanya gerakan kecil di sebuah langgar di Kauman, Jogjakarta.

Namun siapa sangka, ormas yang didirikan oleh anak abdi dalem Keraton Jogjakarta KH Ahmad Dahlan ini, terus eksis hingga saat ini.

Baca Juga: Mantan Perdana Menteri Indonesia Sekaligus Tokoh Muhammadiyah Djuanda akan Difilmkan

Langgar yang kini masih berdiri kokoh itu, menjadi bukti sejarah perjalanan panjang Muhammadiyah hingga mencapai 111 tahun.

Dari langgar atau surau inilah, Kyai Ahmad Dahlan mengajarkan ilmu agama sekaligus kepekaan para muridnya terhadap sesama.

“Langgar Kidul KH Ahmad Dahlan tepat di depan rumahnya, masih dalam kompleks rumah beliau. Di langgar itulah memang ada aktivitas keseharian beliau, dan langgar itu berhubungan langsung dengan rumahnya. Jadi ada pintu sambungan dari rumahnya,” kata cicit Kyai Dahlan, Widyastuti, dikutip dari situs smamuh3jogja.

Tetapi, dari langgar ini pula hambatan dan fitnah dia hadapi. Film Sang Pencerah menggambarkan bagaimana Kiai Dahlan difitnah sebagai kiai palsu hingga langgarnya dirobohkan.

Tak ada catatan pasti kapan hal itu terjadi. Namun menurut catatan dari situs Muhammadiyah, insiden itu terjadi sekitar akhir tahun 1800-an setelah ia pulang berhaji.

Baca Juga: Warga Muhammadiyah Diimbau Tenang Sikapi Cibiran Sinisme

Langgar ini didirikan kembali pada sekitar 1913 tak lama sepulang haji yang kedua kalinya.

Semenjak itu, ajaran Kiai Dahlan makin mudah diterima dan menyebar di masyarakat sekitar. Ajaran untuk peduli pada orang miskin dan anak yatim, yang diambil dari surat Al-Maun, makin memiliki simpatik. Bentuk konkret dari ajaran itu adalah pendirian rumah sakit, panti asuhan, dan sekolah yang kini tersebar di seluruh Indonesia, bahkan beberapa sekolah hingga ke luar negeri.

Dikutip dari situs direktori pariwisata, bangunan dua lantai dengan tembok tebal sebagai ciri khas bangunan tua itu, kini sudah resmi menjadi cagar budaya.

Kiprah Ahmad Dahlan tersebut membawanya pada jajaran salah seorang Pahlawan Nasional.

Lelaki yang lahir pada 1 Agustus 1868 dengan nama kecil Muhammad Darwis itu, telah menorehkan sejarah besar, bukan saja bagi bangsanya, tetapi juga umat Islam di dunia. Dari tangannya, gagasan besar ditorehkan, dan orang-orang hebat berguru padanya.

Dalam muktamar ke-48 di Solo, slogan Muhammadiyah “Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta” berpijak dari ajaran itu, dari pojok sebuah langgar kecil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *