Begini Panduan Memilih Calon Pemimpin ala Persyarikatan Muhammadiyah

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto. Foto: Muhammadiyah

[YOGYAKARTA, MUHAMMADIYAH] — Jelang masa pencoblosan kerta suara di balik Tempat Pemilihan Suara (TPS) dalam Pemilu 2024 ada baiknya masyarakat menjadi pemilih yang paham betul dengan pilihan calon pemimpin yang dipilihnya. Terlebih lagi, pemimpin nantinya membawa arah masa depan bangsa. Lantas seperti apa panduan dalam memilih calon pemimpin, sepertihalnya yang dilakukan Muhammadiyah?.

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto mengatakan warga persyarikatan dalam memilih calon pemimpin sebaiknya merujuuk pada kriteria pemimpin yang diputuskan oleh organisasi. Setidaknya ada 7 kriteria yang menjadi pegangan bagi warga persyarikatan Muhammadiyah dalam memilih calon pemimpin sebagiamana dikutip dari laman Muhammadiyah.

Pertama, memiliki integritas atau dalam bahasa agama disebut dengan sidiq. Agung menjelaskan, integritas adalah orang yang satu kata antara lisan dan perbuatan, konsisten tidak mencla-mencle. Kedua, pemimpin harus memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk memimpin Indonesia atau amanah dalam bahasa agama. Pemimpin tidak boleh hanya memiliki kemauan, tanpa dibarengi dengan kemampuan.

Ketiga, pemimpin yang populous atau pemimpin yang memiliki jiwa kerakyatan dan mengutamakan kepentingan rakyat. Menurutnya, seorang pemimpin harus mengedepankan kesejahteraan, kemakmuran, dan kemajuan rakyat. Ini disebut juga sebagai tablig.

Baca juga:

Keempat, pemimpin itu harus visioner. Kriteria ini mengharuskan pemimpin memiliki visi yang strategis untuk membawa kemajuan bangsa. Kecerdasan ini yang dalam diri nabi disebut sebagai fatanah. Kelima, berjiwa negarawan, dia harus menomorsatukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, di atas kepentingan golongan, di atas kepentingan suku, dan agama.  

Keenam, pemimpin harus mampu menjalin hubungan internasional. Sebab di era sekarang, dunia sudah menjadi kampung global sehingga interaksi antar bangsa-negara menjadi keharusan – Indonesia tidak boleh terpencil dari dunia. Ketujuh, berjiwa reformis. Pemimpin dalam pandangan Muhammadiyah itu memiliki jiwa yang senantiasa untuk melakukan pembaruan-pembaruan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Inilah tujuh acuan yang sudah diputuskan oleh Munas Tarjih yang menjadi kriteria, menjadi ciri-ciri bagaimana warga Muhammadiyah memilih calon pemimpin, dan inilah guide-nya,” pungkasnya.

[AR]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *