Wakil Rektor III Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Kiai Haji Ali Nurdin. Foto: Tangkapan layar
[JAKARTA, MASJIDUNA] — Menurun berat badan melalui program diet dengan mengurangi porsi makanan atau malah membatasi jenis makanan menjadi hal wajar. Tapi diet di bulan Ramadan dengan pola tidak melakukan sahur sebelum menjalankan puasa menjadi hal amat disayangkan.
Wakil Rektor III Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Kiai Haji Ali Nurdin, menerangkan hukum tidak sahur karena diet adalah sah-sah aja. Tapi Kiai Ali menekankan tidak menjalankan sahur samahalnya kehilangan keutamaan berpuasa.
Baca juga:
- Batal Puasa Gak Sih, Nyicipin Masakan?
- Menapaki Tangga Rohani, Ramadan Menyempurnakan Akhlak
- Memanfaatkan Momentum Ramadan Mempererat Ikatan Keluarga
“Sah (hukum puasanya), namun tentu saja akan kehilangan keutamaannya, kehilangan afdhaliah-nya, dan boleh jadi tidak akan mendapatkan rida Allah SWT,” ujarnya dalam program Edukasi Syariah Ramadan Bimas Islam, Rabu (29/3/23) kemarin.
Ia juga menjelaskan, sepanjang seseorang melakukan sahur dan diniatkan sebagai ibadah, maka akan mendapat pahala. Sebaliknya, bila tidak sahur bukan karena diet tapi diniatkan tetap meraih rida Allah.
“Jadi kalau seseorang melaksanakan makan sahur untuk niat ibadah, berpahala,” pungkasnya.
[AR/BimasIslam]
2 thoughts on “Emoh Sahur Alasan Diet, Kehilangan Keutamaan Berpuasa”