International Open University: Kampus Rasa Internasional, Biaya Lokal, 100% Online  

 Foto: IOU

[JAKARTA, MASJIDUNA] – International Open Univerity (IOU) atau Universitas Internasional Terbuka Internasional secara resmi beroperasi di Indonesia lima (5) tahun yang lalu, tepatnya tahun 2017. Aktivitas kampus ini 100% berbasis online alias dalam jaringan (daring). Adapun kurikulumnya berbasis internasional, namun biayanya rasa lokal alias terjangkau. 

Jauh sebelum pandemi terjadi di dunia, International Open University (IOU) memanfaatkan fasilitas internet untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Perguruan tinggi internasional ini diinisiasi pada tahun 2007 oleh Dr. Bilal Philips. Mulanya perguruan tinggi ini berbasis di Qatar, namun enam tahun berikutnya pindah ke Somalia dan setahun berikutnya hingga saat ini, kampus IOU itu berpusat di Gambia, Afrika Barat. Dari negara ini pula, ijazah mahasiswa dikeluarkan. 

Baca: Lima Ketentuan Pendaftaran Uji Kompetensi Calon Penerima Beasiswa Al-Azhar Mesir

Perkembangan kampus IOU di Indonesia sendiri mengalami perkembangan yang relatif pesat. Tak butuh waktu lama, perguruan tinggi ini telah mengumpulkan 3.700 mahasiswa untuk pendalaman bahasa. Di Indonesia di bagi dua model mahasiswa; mahasiswa dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia dan mahasiswa dengan pengantar bahasa Inggris. Dari sisi kuantitas, maroitas mahasiswa menggunakan perkuliahan dengan pengantar bahasa Inggris. “Mahasiswa yang menggunakan pengantar bahasa Inggris di angka 1.600 – 2.000 mahasiswa,” ujar Heri Arjuna, Sales Marketing IOU saat berbincang dengan MASJIDUNA, Kamis (23/3/2023). 

Baca Juga: Susun Standar Isi Lembaga Pendidikan Al-Quran, Kemenag Libatkan Akademisi Praktisi

Mahasiswa yang menggunakan pengantar bahasa Inggris didominasi dari warga negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Timor Leste. Adapun dosen yang mengajar, semua berasal dari luar negeri dari pelbagai belahan dunia seperti Timur Tengah, Eropa, Afrika. Hal ini juga berlaku bagi mahasiswa yang menggunakan bahasa Indonesia. “Model pembelajarannya ada dua pula; rekaman video dari dosennya langsung dan sesi zoom meeting. Khusus pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia ada subtitle dan memiliki asisten dosen yang berasal dari Indonesia,” papar Heri. 

Kampus IOU menawarkan tiga pilihan tentang berapa pembelajaran yang dapat dipilih mahasiswa. Terdapat model waktu penuh, separuh waktu dan model percepatan. Masing-masig model tersebut memiliki biaya yang juga berbeda. Semakin cepat proses perkuliahan, maka semakin meningkat besaran biaya. Heri menyebutkan untuk model waktu penuh sebasar 1,4 juta/semester, paruh waktu 2,3 juta/semester dan akselerasi sebesar Rp 3 juta. “Kami menyediakan jenjang S-1 dengan gelar Bachelor of Art (BA) dan S-2 dengan gelar Master of Art (MA). Untuk jenjang doktoral sedang poses akreditasi, jadi sementara belum tersedia,” jelas Heri. 

IOU secara umum menyediakan dua program studi yakni studi Islam (Islamic Studies) dan Studi ilmu pengetahuan umum. Untuk kajian Studi Islam, IOU memadu kurikulum di Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Madinah,  serta Universitas al-Khortoum. Di kurikulum campuran inilah yang menjadi kekuatan kampus ini dibanding kampus Islam di Indonesia. “Jadi kurikulum yang diterapkan tidak sepenuhnya milik Gambia, tapi ini kombinasi dari tiag perguruan tinggi yang memiliki reputasi internasional,” terang Heri. Sedangkan studi umum, IOU menawarkan sejumlah prodi seperti Bahasa Arab, Ekonomi Islam, Bisnis Administrasi, Psikologi. Prodi ini seluruhnya menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris.   

Lalu bagaimana dengan status ijazah yang dihasilkan dari IOU ini? Heri menyebutkan  ijazah yang dihasilkan disesuaikan dengan regulasi di Indonesia . Ia menyebutkan hal tersebut tidak terlepas dari dua prodi yang berbeda instansi yang mengaturnya. Menurut dia, prodi yang berada di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan, Kebudayan, RIset, dan Tekonologi penyetaraan ijazah dan gelar tidak ada soal. Namun, khusus prodi Studi Islam, hingga saat ini regulasi masih digodok oleh Kementerian Agama. 

“Dari sisi IOU, seluruh prodi sudah terakreditasi. Namun semua dikembalikan  dengan regulasi di Indonesia, prodi yang di bawha kewenangan Kemenag hingga saat ini masih dibahas tentang regulasinya. Namun untuk prodi yang di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan. Riset dan Teknologi proses penyetaraan tidak ada masalah, karena regulasi sudah tersedia,” jelas Heri. 

Pendaftaran untuk semester ini ditutup hingga 27 Maret 2023 mendatang. Prosesnya juga cukup mudah, calon mahasiswa tinggal mendaftar, membayar dan mengikuti proses perkuliahan angkatan Spring 2023. Pendaftaran dapat diakses melalui laman resmi IOU representatif Indonesia di alamat: https://bahasa.iou.edu.gm atau dapat menghubungi WhatsApp: +62 877-8441-1000 

[RAN]

One thought on “International Open University: Kampus Rasa Internasional, Biaya Lokal, 100% Online  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *