[JAKARTA, MASJIDUNA] — Industri fashion muslim Indonesia berpotensi dapat berkompetisi di pasar global. Dampaknya dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Harapan itu meluncur dari bibir Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (8/5).
“Hal ini menunjukkan peluang bagi industri fesyen Muslim di dalam negeri untuk dapat berkontribusi atau mengisi pasar domestik dan global,” ujarnya.
Dia yakin, industri fashion muslim nasional, khususnya sektor industri kecil menengah (IKM) memiliki potensi menjadi pemain besar di bidangnya. Serta mampu bersaing di kancah industri fashion muslim global. Sehingga produk-produknya mampu kompetitif serta dapat diserap dengan optimal.
Industri fashion muslim memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Terlihat dari kinerja ekspor industri pakaian jadi sepanjang 2019 mencapai AS$8,3 miliar. Sementara periode Januari-Februari 2020, ekspor industri pakaian jadi tembus diangka AS$1,38 miliar.
Melihat kekuatan yang dimiliki oleh sektor industri fesyen muslim nasional, Agus mendorong semua pihak memaksimalkan potensi yang dimiliki industri tersebut. Mulai pelaku industri, desainer, pemerintah, marketplace, akademisi, hingga pihak terkait lainnya.
“Kita juga harus bersama-sama mempromosikan dan memperkenalkan produk-produk industri fesyen Muslim nasional sehingga dapat semakin dikenal oleh dunia,” ujarnya.
Menperin menegaskan, pelaku IKM fesyen Muslim perlu terus berinovasi untuk meningkatkan keberterimaan produknya. Mulai di pasar dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, mereka dapat terus bergerak dan memberikan kontribusinya bagi perekonomian nasional.
“Secara bersamaan kita harus menjaga sektor perekonomian agar tetap bergerak, dan tetap mematuhi pada protokol kesehatan. Ini sangat penting karena sektor perekonomian memiliki relasi dan berdampak langsung bagi sektor-sektor lainnya,” pungkasnya.
[KHA/Antara/Foto: galerijilbab]