Tiga Pendekatan Dorong Potensi Zakat dan Wakaf

[ACEH, MASJIDUNA] — Indonesia menjadi negara dengan populasi penduduk muslim terbesar. Memiliki potensi besar di bidang ekonomi syariah. Setidaknya demikian. Pasalnya perkembangan produk syariah yang ditawarkan penyelenggara ekonomi syariah terus meningkat. Karena itu, pemerintah agar terus membangun infrastruktur penguatan ekonomi syari’ah.

Direktur pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Fuad Nasar mendukung dan mendorong terbangunnya infrastruktur ekonomi syari’ah. Dalam perspektif lain, ekonomi syari’ah juga harus didukung oleh pergerakan ekonomi berwawasan spiritual. Dalam hal ini, peran zakat dan wakaf mengambil peran yang luas sebagai bagian penting kebangkitan ekonomi syari’ah.
 
Fuad mengingatkan, potensi zakat dan wakaf di Indonesia belum sepenuhnya dimaksimalkan pemanfaatannya. Karena itulah, pihaknya terus menyiapkan infrastruktur bagi stakeholder’s yang berkecimpung dalam pemberdayaan keduanya. Menurutnya ada tiga pendekatan yang bakal ditempuh dalam mendorong potensi zakat dan wakaf.

“Ada tiga pendekatan yang kami tempuh untuk mendorong potensi zakat dan wakaf,”  ujarnya dalam Seminar Nasional Islam dan Pembangunan Ekonomi (SN-IPE) ke-2 dan Pembukaan Golden FEBI Festival III yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN ar-Raniry, Aceh, Selasa (15/10), sebagaimana dikutip MASJIDUNA dari laman Bimas Islam Kemenag.

Pertama, pendekatan kultural. Kedua, pendekatan struktural. Ketiga, pendekatan intelektual. Dia menegaskan pihaknya bakal menyiapkan regulasi dan infrastruktur. “Nah, pendekatan intelektual ini juga menjadi bagian dari tugas akademisi,” tambahnya.

Fuad mengapresiasi penandatangan pembentukan ZISWAF Center dan Pusat Studi Halal yang digagas FEBI UIN Ar-Raniry. Hal ini merupakan Laboratorium sosial yang akan mendongkrak strategi pengembangan ekonomi syari’ah di Indonesia.

Dekan FEBI UIN Ar Raniry, Zaki Fuad mengatakan, momentum kebangkitan ekonomi Syari’ah telah digaungkan dengan dibentuknya KNKS yang dipimpin langsung Presiden RI. Menurutnya, kampus sebagai lembaga pendidikan menjadi pihak yang sangat berkepentingan terlibat banyak dalam pembangunan ekonomi Syari’ah.

“FEBI telah menjalin kerjasama dengan OJK, BI dan pemerintah aceh untuk membangun infrastruktur ekonomi Syari’ah di Indonesia. Kami juga akan me-launching pusat Ziswaf center dan Ousat Studi Halal, sebagai bukti partisipasi akademisi dalam ekonomi Syari’ah,” ujarnya.
 
Direktur KNKS, Taufik Hidayat menambahkan, Indonesia saat ini menjadi sumber rujukan kegiatan ekonomi Syari’ah. Beberapa indikator tampak dalam bidang halal, produk perbankan dan lainnya. Hal ini mendorong KNKS untuk terus membangun infrastruktur bagi penguatan ekonomi Syari’ah.

“Indonesia bukan hanya kaya SDA-nya, namun juga SDM nya melimpah. Tugas kita adalah memfasilitasi SDM ini agar mampu melahirkan ide-ide di bidang ekonomi syari’ah,” pungkasnya.

[AHR/BimasIslamKemenag]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *