Oleh: Dr. H. A. Juraidi, MA (Dosen UIN & PTIQ Jakarta, Ketua BP4 Pusat, dan Anggota Komisi Ukhuwah MUI Pusat)
Al-Quran secara bahasa diambil dari kata: qara-a, yaqra’u, qur’anan artinya sesuatu yang dibaca. Pengertian ini mengandung makna berupa anjuran kepada umat Islam agar selalu membaca Al-Qur’an. Terlebih di bulan suci Ramadhan, karena pada Bulan ini-lah Al-Quran diturunkan untuk pertama kalinya (lihat QS. Al-Baqarah: 185). Definisi lain dari Al-Quran adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman dalam meraih kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya termasuk ibadah.
Mengimani Al-Quran merupakan kewajiban dan menjadi salah satu rukun iman kita. Konsekwensi dari beriman kepada Al-Quran maka umat Islam berkewajiban mempelajarinya, dan pelajaran yang paling mendasar adalah bagaimana membacanya dengan baik dan benar. Setiap individu umat Islam mestinya harus bisa membaca Al-Quran dari huruf/bahasa aslinya dengan baik dan benar, bukan membaca Al-Quran dari kiri ke kanan alias dengan huruf latin. Karena tidak akan tepat bacaan Al-Quran kalau tidak dengan huruf/bahasa aslinya.
Al-Quran yang dibaca akan mendatangkan keberkahan bagi pembacanya, sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلوةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (٢٩)لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (٣٠)
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. Fathir: 29-30).
Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir, dalam ayat ini Allah SWT menceritakan tentang hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu orang-orang yang membaca Kitab-Nya dan beriman kepadanya serta mengamalkan isi yang terkandung di dalamnya. Pengamalan yang dimaksud antara lain dengan mendirikan shalat dan menginfakkan sebagian dari apa yang dikaruniakan oleh Allah kepada mereka di waktu-waktu yang telah ditetapkan, baik malam ataupun siang hari, baik sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan.
{يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ}
“…mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Fathir: 29)
Maksudnya, mereka mengharapkan pahala di sisi Allah yang pasti akan mereka dapati. Dikatakan kepada pelakunya, “Sesungguhnya tiap-tiap orang itu berada di atas perniagaannya, dan sesungguhnya kamu pada hari ini berada di atas semua perniagaan.” Gambaran perniagaan yang tidak merugi itu seperti disebutkan oleh firman Allah berikutnya:
{لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ}
“…agar Allah menyempurnakan kepada mereka balasan pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.” (QS. Fathir: 30).Yakni Allah akan menyempurnakan pahala amal perbuatan mereka dan melipatgandakannya dengan tambahan-tambahan yang belum pernah terbetik dalam kalbu mereka.
{إِنَّهُ غَفُورٌ}
“Sesungguhnya Allah Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 30). Yakni Allah akan Mengampuni dosa-dosa mereka.
{شَكُورٌ}
“…lagi Maha Bersyukur”. (QS. Fathir: 30). Yakni Allah tetap akan membalas amal perbuatan mereka, seberapapun kecilnya amal perbuatan mereka.
Rasulullah SAW memotivasi kita untuk membaca Al-Quran. Banyak hadits tentang keutamaan membaca Al-Quran, di antaranya:
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقولُ: اِقْرَءُوْا الْقُرْأنَ فَاِنَّهُ يَأتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ. (رواه مسلم)
“Dari Abi Umamah RA ia berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat (pembela) kepada para pembacanya”. (HR. Muslim).
Pembelaan Al-Quran itu bukan hanya pada hari kiamat, tapi sejak di alam kubur atau alam barzakh, Al-Quran sudah menemani para pembacanya dan para ahlul-Quran. Dalam suatu riwayat, Amru bin Murrah menjelaskan, Al-Quran akan melindungi pembacanya dari siksa kubur. Diriwayatkan, jika manusia masuk ke dalam kubur, kemudian muncul semburan api sebagai siksa kubur yang akan membakarnya dari berbagai arah, maka Al-Quran datang untuk menyelamatkan.
Teristimewa lagi bagi penghafal Al-Quran, ia akan memberikan pengaruh positif bagi 10 (sepuluh) orang anggota keluarganya yang muslim, meskipun telah divonis menjadi penghuni neraka. Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda:
من قرأ القرأن وحفظه ادخله الله الجنة وشفعه فى عشرة من اهل بيته كلهم قد استوجبوا النار (رواه الترمذى وابن ماجه)
“Siapa saja yang membaca Al-Quran, lalu ia menghafalnya dan menjaganya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam sorga, dan menjadikannya dapat memberikan syafaat kepada 10 (sepuluh) dari kalangan keluarganya meskipun mereka sudah ditetapkan masuk neraka”. (HR. Turmudzi dan Ibnu Majah).
Setiap huruf yang dibaca dari Al-Quran akan mendapatkan satu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan dilipatganda menjadi sepuluh kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ, وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ اَمْثَالِهَا, لَا أَقُوْلُ: الم حَرْفٌ وَلَكِنْ اَلِفْ حَرْفٌ, وَلَامْ حَرْفٌ, وَمِيْمْ حُرْفٌ. (رواه الترمذى)
“Dari Abdullah bin Mas’ud RA ia berkata, bersabda Rasulullah SAW: Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Quran), maka dia akan mendapatkan satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif, Lam, Mim itu satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf, dan Mim satu huruf”. (HR. Turmudzi).
Berapa banyak pahala orang yang bisa mengkhatamkan Al-Quran 30 Juz, yang jumlah hurufnya menurut Imam Syafi’i dalam Kitab Majmu al-‘Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam Ibn ‘Arabi dalam Mukaddimah Al-Futuhat Al-Ilahiyah, huruf Al-Quran berjumlah 1.027.000 huruf.
Membaca Al-Quran sama dengan bercengkrama dengan Allah, karena Al-Quran adalah Kalamullah. Rasulullah SAW bersabda:
قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : مَنْ اَرَادَ اَنْ يَتَكَلَّمَ مَعَ اللهِ فَلْيَقْرَاِ الْقُرْاٰنَ
“Bersabda Rasulullah SAW: Barangsiapa yang ingin berkomunikasi dengan Allah, maka bacalah Al-Qur’an”. (HR. Muslim).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sa’id bin Hisyam, dari Aisyah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
عن عائشة أم المؤمنين قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الماهِرُ بالقرآنِ مع السفرَةِ الكرامِ البرَرَةِ , والذي يقرؤُهُ ويتَعْتَعُ فيهِ وهو عليه شاقٌّ لَهُ أجرانِ
،
“Orang yang bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, maka mereka dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia, dan orang-orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata (belum lancar) baginya dua pahala”.
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ ابْنِ سِيرِينَ، قَالَ : الْبَيْتُ الَّذِي يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ تَحْضُرُهُ الْمَلَائِكَةُ، وَتَخْرُجُ مِنْهُ الشَّيَاطِينُ، وَيَتَّسِعُ بِأَهْلِهِ، وَيَكْثُرُ خَيْرُهُ، وَالْبَيْتُ الَّذِي لَا يُقْرَأُ فِيهِ الْقُرْآنُ تَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ، وَتَخْرُجُ مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ، وَيَضِيقُ بِأَهْلِهِ، وَيَقِلُّ خَيْرُهُ
“Diriwayatkan dari Ibnu Sirin, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya, rumah yang di dalamnya dibacakan Al-Qur’an, maka lapanglah penghuninya, banyak kebaikan, malaikat menghadirinya dan setan-setan meninggalkannya. Sebaliknya, rumah yang tak dibacakan Al-Qur’an, maka sempitlah penghuninya, sedikit kebaikannya, malaikat meninggalkannya dan setan-setan mendekatinya”.
Oleh karena itu, semestinyalah setiap rumah tangga muslim disinari dengan bacaan Al-Quran, sebagaimana perintah Rasulullah SAW:
نَوِّرُوْا بُيُوْتَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَتَلَاوَةِ الْقُرْأنِ
“Sinarilah rumah tangga kalian dengan shalat, dan bacaan Al-Quran”
Marilah kita jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama kita sehari-hari, dan kita jadikan motto kehidupan kita mulai sekarang: “Tiada hari tanpa membaca Al-Quran”. [RAN/Foto: DokPri]