Oleh Asep Awaluddin (Pengajar Mapel Pendidikan Agama Islam/Dosen Ulumul Hadits di Wonogiri, Jawa Tengah)
Sikap dan karakteristik setiap orang beragam. Tak terkecuali sikap suami yang pelit terhadap istri dan anaknya. Bahkan, pada titik ekstrem, kebutuhan pokok keluarga diabaikan oleh suami, lantaran sikap pelitnya. Bagaimana Islam merespons persoalan ini?
Rasululloh SAW merupakan pemimpin yang mengayomi yang Lemah dalam Keluarga yakni istri dan anak-anak. Dalam Sahih al-Bukhori : 2280 disebutkan sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: جَاءَتْ هِنْدُ بِنْتُ عُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ فَقَالَتْ: يَا رَسُوولَ اللَّهِ، إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رَجُلٌ مِسِّيكٌ، فَهَلْ عَلَيَّ حَرَجٌ أَنْ أُطْعِمَ مِنْ الَّذِي لَهُ عِيَالَنَا؟ فَقَالَ:
لاَ حَرَجَ عَلَيْكِ أَنْ تُطْعِمِيهِمْ بِالْمَعْرُوفِ.
Artinya: dari Aisyah ra, dia berkata: Hind bint ‘Utbah datang menemui Rasulullah saw lalu dia berkata: Abu Sufyan adalah seorang yang kikir, apakah aku berdosa bila aku ambil dari hartanya untuk memberi makan keluarga kami? Beliau bersabda: Tidak dosa bagimu jika kamu beri makan mereka dengan cara yang ma’ruf (wajar).
Pesan dari hadits di atas dapat dijelaskan bahwa dalam menghadapi suami yang pelit dengan menasihatinya dengan cara yang baik agar memperhatikan kesejahteraan keluarganya.
Dalam Islam, seorang istri boleh mengambil dari harta suami yang kikir atau urung segera untuk menafkahi anak-anak dan istrinya itu dengan atau tanpa pengetahuan sang suami, dengan syarat jumlah yang diambil adalah jumlah yang wajar.
Meski, tindakan mengambil tanpa ijin secara umum adalah tidak boleh, namun di sini ada pengkhususan. Bila didapati suami pelit dalam pemenuhan kebutuhan hidup layak atas istri dan anak-anaknya. Komunikasi yang baik antara suami dan istri menjadi jalan tengah dalam hal nafkah ini.
Karena kebutuhan rumah tangga setiap hari memerlukan dana segar menjadi pemikiran pokok seorang Ibu rumah tangga. Seorang Ibu secara naluriah sangat mementingkan anak-anaknya di atas kepentingannya sendiri.
Kasus terbaru terungkap di Bali “Seorang Ibu Guru tega membunuh 3 anaknya karena masalah ekonomi dlm rumah tangganya, dia tidak rela anak-anak nya menderita seperti dirinya”. Juga kasus serupa di Jombang dan di Bandung beberapa tahun yang lalu, memiliki motif yg hampir sama. Rasa putus asa secara ekonomi dan masalah rumahtangga memicu tragedi kematian anak-anak yang tidak berdosa.
Inilah yang dijaga oleh Rasulullah SAW, Beliau Nabi SAW mengahalalkan mengambil harta suami sewajarnya tanpa ijin suami adalah untuk menjaga, mengayomi dan mencegah putus asa ekonomi anggota keluarga yang lemah, yaitu istri dan anak-anak. Ini merupakan informasi penting bagi para suami yang mengingatkan tentang wajibnya tanggung jawab ekonomi atas keluarganya.
Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan Inayah-Nya kepada kita, keluarga kita, anak keturunan kita dan muslimin semuanya untuk bisa memberikan nafkah terbaik kepada keluarga kita, Aamiin Yarobbal’aalamiin.
[RAN/Foto: https://www.kba.one/]
One thought on “Ini Solusi Hadapi Suami Pelit”