Berkunjung ke Banyuwangi, Jangan Lupa Ziarah ke Datuk Ibrahim dan Habib Hadi al-Haddar

[BANYUWANGI, MASJIDUNA] – Kabupaten Banyuwangi dalam beberapa waktu terakhir ini banyak diperbincangkan orang lantaran pesona alamnya yang mencuri perhatian. Eksplorasi wisata alam dan budaya di Banyuwangi dilakukan secara masif oleh pemerintah kabupaten Banyuwangi seperti Pantai Pulau Merah, Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran dan lain-lain. Namun, di balik keindahan alam Banyuwangi, di ujung pulau Jawa itu terdapat makam para wali penyebar Islam di bumi Blambangan. 

Banyuwangi memiliki keelokan alam yang banyak dikunjungi masyarakat Indonesia bahkan mancanegara. Di balik pesona alam yang indah,  Banyuwangi juga memiliki tempat wisata religius yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Setidaknya terdapat dua makam tokoh besar yang dimakamkan di Banyuwangi, Jawa Timur yakni makam Datuk Ibrahim Bauzir dan makam Habib Hadi al-Haddar, Kedua makam tokoh Islam itu berdekatan satu dengan lainnya. 

Baca Juga: Tak Lengkap ke Jember Sebelum Ziarah Makam Habib Sholeh Tanggul

Letak makam  Datuk Ibrahim Bauzir berada 3 (tiga) kilo dari arah utara Kota Banyuwangi. Tepatnya di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Lateng, Banyuwangi.  Lokasi ini dikenal sebagai kampung Arab di Kota Banyuwangi. Adapun makam Habib Hadi Al-Haddar, tepat di belakang kompleks makam Datuk Ibrahim Bauzir. Jadi, jika ingin berizarah ke makam Datuk Ibrahim Bauzir, tak kerepotan untuk sekaligus ziarah ke makam Habib Hadi al-Haddar. Kompleks pemakaman ini jamak dikenal Kompleks makam Blambangan Lateng, Banyuwangi.  

Datuk Ibrahim dikenal sebagai pendakwah yang berasal dari Hadromaut, Yaman. Ia datang ke Nusantara di Abad ke-17 tepatnya pada tahun 1770. Ke Banyuwangi pada mulanya sebagai jalur persinggahan sebelum menuju wilayah Loloan, Bali, yang kemudian menjadi tempat syiar Datuk Ibrahim. Datuk Ibrahim memiliki darah keturunan Bani Hasyim. Atas kegigighan Datuk Ibrahim, Islam tersiarkan di Loloan, Bali, termasuk di bumi Blambangan, Banyuwangi. Di dua daerah tersebut sebelumnya mayoritas warganya beragama Hindu. Datuk Ibrahim menikah gadis dari daerah Loloan bernama Zainab. Dari pernikahannya memiliki dua putera yakni Syekh Sayyid Bakar Bauzir dan Syekh Ahmad. Makam Datuk Ibrahim diapit makam puteranya Syekih Ahmad dan sahabatnya Sayyid Hasan. 

Adapun sosok Habib Hadi al-Haddar  lahir di Banyuwangi pada tahun 1908 bertepatan dengan 1325 H. Habib Hadi merupakan putera dari Habib Abdullah bin Umar al-Haddar dengan Syarifah Syifa’ bunti Musthofa As-Segaf. Dari jalur ayahnya, Habib Hadi tersambung hingga Rasulullah SAW. Di usia 9 tahun, ia menjadi piatu, ibundanya Syarifah Syifa’ binti Musthfa as-Segaf wafat, Sepeninggal ibundanya itulah, Habib Hadi diajak ayahnya hijrah ke Qathan, Hadramuat, Yaman Selatan.  

Makam Habib Hadi al-Haddar (Foto: Majelis Taklim Al-Munawarah)

Habib Hadi merupakan sosok yang intelek. Ia balajar langsung ke ayahnya Habib Abdullah al-Haddar saat masih di Banyuwangi. Saat di Yaman, belajar ke sejumlah ulama di Hadramaut. Namun tak berselang lama, dua tahun setelah hijrah ke Yaman, ayahanda Habb Hadi meninggal dunia. Saat itu Habib Hadi berusia 11 tahun. Praktis sepeninggal ayahnya, Habib Hadi tinggal bersama adik kandungnya Habib Muhammad. Keduanya hidup dengan sederhana di Yaman.   Jalur keilmawan Habib Hadi ditempa di bawah bimbingan Habib Muhammad bin Hadi As-Segaf di Kota Seiwun, Hadramaut, yaman. Habib Muhammad meruoakan murid dari Habib Ali bin Muhamamd bin Husein al-Habsy yang tak lain pengaran maulid Simtuhd Durar. 

Lelaku Habib Hadi cukup mulia. Ia terkenal sebagai ahli dzikir. Sebagaimana dikutip dari buku “Habaib Pakunya Tanah Jawa” disebutkan saat Habib Hadi  hendak dilakukan operasi usus buntu, beliau menolak dibius. Namun, Habib Hadi justru meminta tasbih. Tentu, hal ini membuat bingunb dokter yang menanganinya. Akhirnya, dokter memanggil pihak keluarga untuk meneken surat pernyataan sebelum dilaksanakan operasi jika terdapat hal-hal yang tak diinginkan pasca operasi.   Singkat cerita operasi selesai dilakukan. “Maaf Bib, operasinya sudah selesai” kata Dokter kepada Habib Hadi. “Lho sudah selesai ya dok operasinya, saya kok tdiak merasakan apa-apa.” seloroh Habib Hadi. 

[RAN/Foto: soamps.com]

2 thoughts on “Berkunjung ke Banyuwangi, Jangan Lupa Ziarah ke Datuk Ibrahim dan Habib Hadi al-Haddar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *