Meraih Keberkahan Hidup Melalui Ibadah Ramadan

Oleh: Dr. H. A. Juraidi, MA (Dosen Universitas  PTIQ  Jakarta, Anggota Komisi Ukhuwah MUI Pusat, dan Ketua BP4 Pusat)

PENGERTIAN berkah atau barokah secara etimologi (bahasa) adalah kenikmatan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berkah adalah karunia Tuhan yang mendatangkan kenikmatan bagi kehidupan manusia. Sedangkan menurut terminologi (istilah) seperti yang disebutkan dalam “Ensiklopedia Tasawuf Imam Al-Ghazali” berkah artinya ziya-datul khair   (زيادة الخير) yakni bertambahnya kebaikan. 

Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, usia dan sebagainya.

Hidup yang Berkah

Kehidupan yang berkah itu dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 96 sbb:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٩٦)

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka  berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.

Berdasarkan ayat  di atas dapat dipahami bahwa  keberkahan datangnya dari Allah SWT kepada orang yang beriman dan bertakwa. Ada beberapa indikator orang-orang yang mendapat berkah dalam hidupnya sesuai dengan kriteria Al Quran antara lain sebagai berikut:

Merasa nikmat  dalam beramal shaleh 

Allah berfirman:

فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ (١٢٥)

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al-A’raf: 125)).

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa keberkahan hidup dari Allah salah satunya adalah dengan merasakan nikmat Iman dan Islam serta kenikmatan dalam beribadah. Kenikmatan beribadah dengan dada yang lapang, dan ada kepuasan bathiniyah.

Konsisten (istiqamah) dalam kebaikan 

Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (٣٠)

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan Kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah (meneguhkan pendirian mereka), maka akan turun kepada mereka para malaikat dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembirakanlah dengan jannah (sorga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fushshilat: 30).

Pada ayat yang Allah berfirman:

…..وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (١٠١)

“….. Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. (QS Ali Imron: 101)

Orang-orang yang menjalankan ibadah dan melakukan kebaikan secara konsisten (istiqamah), maka hidupnya penuh dengan keberkahan, sampai akhir hayatnya. Bahkan di saat mereka mengalami keadaan yang sangat krisis akan turun para malaikat yang membisikan kalimat indah “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan sorga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kami yang akan menjadi penolongmu dalam urusan di dunia, dan urusan akhirat”. (QS. Fushshilat: 30-31).

Keberkahan Bulan Ramadan

Rasulullah SAW bersabda ketika menyambut datangnya Ramadhan:

أَيُّهَا الَّناسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُباَرَكٌ، شَهْرٌ فِـيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. جَعَلَ اللهُ صِياَمَهُ فَرِيْضَةً وَ قِياَمَ لَيْلِهِ تَطَـوُّعاً. مَنْ تَقَرَّبَ فِـيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِـيْماَ سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِـيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِـيْمَا سِواَهُ

 “Wahai manusia sekalian, telah tiba bulan yang agung lagi mulia. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dibanding seribu bulan. Allah telah menjadikan puasanya wajib dan sholat malamnya sebagai amal sunnah. Barangsiapa melakukan satu ibadah sunnah pada bulan ini, maka pahalanya setara dengan satu ibadah wajib di bulan lainnya. Dan barangsiapa menunaikan satu ibadah wajib pada bulan ini, maka pahalanya seperti menunaikan tujuh puluh ibadah wajib di bulan lainnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah).

Sebagai ummat Nabi Muhammad SAW  yang berumur pendek,  rata-rata umur kita hanya antara 60 s.d. 70 tahun (Hadits),  Allah berkahi kita dengan Ramadhan yang salah satu malamnya bernilai lebih utama dari 1000 bulan. Dalam keterbatasan usia tersebut tentu sedikit amal kebaikan kita dibandingkan umat-umat terdahulu yang umurnya panjang-panjang. Akan tetapi Allah berkahi kita di bulan Ramadhan dengan dilipatgandakannya imbalan kebaikan yang kita lakukan. 

Di samping itu, pada bulan Ramadhan Allah berkahi pula kita dengan pengampunan dosa-dosa kita yang telah lalu. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ر. ض. قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Sunan Tirmidzi nomor hadits 683 versi Maktabatu Ma’arif Riyadh).      

Oleh karena itu, inilah saatnya kita mendapatkan kehidupan yang berkah, bertambah-tambahnya kebaikan. Rugi kita kalau tidak memanfaatkannya, Rasulullah SAW bersabda:

رغم انف رجل دخل عليه رمضان وتم رمضان قبل ان يغفر له

“Celaka seseorang yang bertemu dengan bulan Ramadhan, tamat ramadhan, namun dia belum mendapat ampunan Allah”

Rasulullah SAW menyuruh kita memperbaiki diri sebagaimana hadits beliau:

عن عائشة رضي الله عنها , ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا وَاَبْشِرُوْا, فَاِنَّهُ لاَ يُدْخِلُ اَحَدًا مِنْكُمُ الْجَنَّةَ عَمَلُهُ,  قَالُوْا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُوْلَ الله, قَالَ  وَلَا أَنَأ, اِلَّا اَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِمَغْفِرَةٍ  وَرَحْمَةٍ. وَاَنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ الى اللهِ أَدْوَامُهَا وَاِنْ قَلَّ. (رواه مسلم)

Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: berlaku jujurlah, mendekatlah (kepada Allah), dan bergembiralah. Maka ketahuilah tidak masuk sorga salah seorang dari kalian karena amalnya. Para shahabat bertanya: tidak juga engkau ya Rasulallah? Rasul menjawab: tidak juga saya, kecuali jika Allah melimpahkan kepadaku  ampunan dan rahmat. Dan (ketahuilah) bahwa amalan yang sangat disenangi Allah adalah yang dilakukan secara rutin walaupun sedikit”. (HR. Muslim).

Kesempatan untuk menggapai ampunan dan rahmat Allah itu ada di bulan Ramadhan ini, maka, mari kita gapai keberkahan hidup melalui ibadah Ramadhan Tahun ini. Semoga dengan keberkahan hidup di dunia, kita akan memperoleh keberkahan di akhirat berupa sorga yang dijanjikanNya. Amin. In sya Allah.

[RAN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *