Di Amerika, Muhammadiyah Gagas Pemikiran Teologi Amal Peradaban

[AMERIKA SERIKAT, MASJIDUNA]  – Silaturahim dan diskusi bertempat di kota Oak Brook, Chicago digelar Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat, Kamis (26/12) kemarin. Acara tersebut digelar  setelah terbentuknya  pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Amerika Serikat paska Muscab Juli lalu.

Ketua PCIM Amerika Serikat, Muhamad Ali mengatakan, acara tersebut sebagai upaya mengevaluasi pelaksanaan program kerja PCIM. Tak hanya itu, acara itu  mendiskusikan beberapa masalah kebangsaan dan keumatan.

“Diantara topik yang mengemuka adalah gagasan mengenai perlunya Persyarikatan Muhammadiyah menyusun suatu kerangka teologi (pemikiran keislaman) yang disebut dengan Teologi Amal Peradaban (رسالة العمل الحضاري),” ujarnya sebagaimana dikutip MASJIDUNA dari laman Muhammadiyah.

Menurut Ali, teologi ini adalah kelanjutan dari konsep Dar al-Syahadah yang telah dirumuskan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar lalu. Teologi amal peradaban ini memperluas makna Dar al-Syahadah (tempat persaksian atau pembuktian keimanan) dari konteksnya yang bersifat nasional (wataniyyah) menjadi global (alamiyyah).

Dia menilai, melalui teologi diharapkan dapat mengelaborasi beberapa tema pokok al-Quran. Yakni  ummahsyahadah itu sendiri (persaksian atau pembuktian keimanan), amar makruf nahi munkarislahukhuwwah islamiyyah, dan taawun (beraliansi dengan pihak lain yang punya concern yang sama).

“Tujuan dari teologi ini adalah mendorong peran global warga Muhammadiyah dalam dakwah, baik dalam bentuk pemikiran maupun aksi. Selain itu, teologi ini juga diperlukan untuk mendorong bangsa Indonesia secara umum, sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar dunia, anggota OKI, dan Dewan Keamanan PBB, agar berperan lebih proaktif dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih baik yang sesuai dengan cita-cita al-Quran,” terangnya.

Antara lain, dengan terlibat memberikan solusi untuk masalah yang menimpa umat Islam di belahan dunia lainnya. Seperti Palestina, Uyghur, Rohingya, Kashmir, India, dan lainnya. Selain itu, teologi  juga mendorong negara Indonesia untuk bekerja sama dengan negara-negara muslim lainnya untuk menyelesaikan problem global yang dihadapi umat Islam kekinian. Sepeti rendahnya kualitas pendidikan, kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, kerusakan lingkungan, serta lainnya.

Ali bilang, Teologi Amal Peradaban mengharuskan adanya at-ta’adi (transitiveness). Yakni muslim Indonesia tidak hanya berfikir tentang dirinya sendiri, tetapi juga entitas manusia yang lain. Di dalam teologi ini ada juga konsep al-masuliyyah (responsibility) yang meniscayakan adanya perasaan bertanggungjawab untuk berkontribusi menciptakan kebaikan bersifat global.

Dalam silaturahmi ini juga disepakati bahwa PCIM Amerika Serikat akan menyiapkan kontribusi pemikiran untuk Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Solo tahun 2020 yang akan datang. PCIM Amerika Serikat akan menyusun kumpulan tulisan para warga dan simpatisan Muhammadiyah untuk dijadikan kado muktamar.

[KHA/Muhammadiyah]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *