Kompetisi Baca Kitab, Cara Madrasah Ini Peringati Kemerdekaan

[KENDAL, MASJIDUNA]  —  Bagi kebanyakan sekolah, peringatan kemerdekaan melalui lomba yang bersifat olahraga maupun motivasi. Berbeda halnya dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Plus Sabilunnajah Desa Penjalin, Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini, kompetisi atau lomba membaca kitab menjadi cara memperingati hari kemerdekaan.

Membaca kitab merupakan keterampilan dasar pesantren. Kepala MTs Plus Sabilunnajah Moh Khusen berpandangan upaya yang dilakukan sekolah yang dipimpinnya sebagai cara dalam meningkatkan prestasi para siswa dan siswinya.

“Kali ini kita coba semacam olimpiade,” ujarnya sebagaimana dilansir dari laman Nahdlatul Ulama, Selasa (20/8).

Selain perlomaan futsal, lomba membaca kitab Safinatunnajah diperuntukan bagi kelas 9 dan Akhlakul Lilbanin bagi kelas 8, cerdas cermat. Pendek kata, kali ini peringatan kemerdekakan dengan bernuasan akademik dan atletik. Termasuk lomba tarik tambang dan balap helm.

Ketua Yayasan Sabilunnajah Kiai Mandzur Labib  mengapresiasinya kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi langkah maju dalam memacu para siswa. “Inovasi yang bagus harus didukung. Yayasan sangat menghargai dan berterima kasih untuk itu,” tuturnya.

Gus Labib, biasa disapa itu menilai, inovasi sesuai dengan karakteristik Nahdlatul Ulama. Yakni melestarikan sesuatu yang relevan dan mengakomodir hal baru yang lebih relevan. Yakni sesuai kaidah NU, al-muhafadzatu alalqadimis shalih wal akhdzu bil jadidilashlah.

“Kalau menurut almghfurlah KH Hasyim Muzadi malah sudah bil ajdadil ashlah. Jadi sudah semestinya banyak hal baru yang relevan untuk perbaikan,” katanya.

Ketua panitia kegiatan, Aulia Nur Lita menambahkan, kegiatan tersebut sebagai hal baru bernuasan kompetisi. Melalui kegiatan tersebut, kata Aulia, siswa mendapat pesan soal perlombaan dimaknai dengan  perjuangan yang diwujudkan lewat kegiatan perlombaan. Ia mengibaratkan euforia kemerdekaan sebagaimana kemenangan dalam lomba.
 

Sabilunnajah Most Wanted  merupakan cerdas cermat menunjukkan pada siswa tentang pelajar Sabilunnajah yang ideal. Yakni siswa dengan kriteria memiliki kompetensi yang dilombakan. Selain berakhlak terpuji, Sabilunnajah Most Wanted peserta  harus pandai dalam sejarah, terutama yang berkaitan dengan masalah Nahdlatul Ulama.  [GZL]
 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *