Kisah Penguasa Adil dan Nenek Sebatang Kara

Gambar ilustrasi padang pasir

JAKARTA, MASJIDUNA– Imam Ghazali dalam bukunya Al-Tibr-al Masbuk fi Nashihat al Muluk (Nasihat dan Hikayat untuk Para Penguasa) menceritakan sebuah kisah menarik. Suatu ketika seorang jamaah haji terpisah dari rombongannya hingga tersesat di tengah gurun pasir. Dia pun berjalan jauh sampai menemukan gubuk yang diisi seorang nenek dan anjingnya yang tertidur. Setelah mengucap salam, jamaah haji tersesat itu minta makanan. Si nenek menjawab, agar tamunya mencari ke lembah dan berburu ular secukupnya. Jamaah haji kaget dan menjawab, “Aku tidak berani.” Si nenek bersedia menemani.

Baca Juga: Jadilah “Shadiq”, Hindari “Kadzab”

Setelah membawa ular dan dimasak, jamaah haji itu tak sanggup memakannya. Namun karena terpaksa dan didorong rasa lapar yang sangat, dia pun memakannya. Setelah makan dan cukup kenyang rupanya tidak air minum. Si nenek itu kemudian menyarakan kepada tamunya itu agar berjalan jauh untuk mengambil daru sumber mata air. Namun meski air itu pahit, jamaah terpaksa meminumnya demi menghilangkan dahaga.

Setelah cukup makan dan minum, jamaah itu bertanya kepada si nenek. Apa yang menyebabkannya betah tinggal di tempat terpencil dengan makanan dan minuman yang jauh. Tamu si nenek bertantya balik, “Apa yang terjadi di negerimu?” Tamunya menjawab, di negerinya buah-buahan melimpah, makanan tidak kurang, daging tak kurang. Namun singkat cerita, di negeri yang subur dan makmur itu penguasanya terkadang zalim kepada rakyat dan tidak menjamin rasa aman.

Baca juga: Fikih Peradaban, Pentingnya Keadilan bagi Muslim dan Nonmuslim

Si nenek mengatakan, di tempatnya yang serba kekurangan namun adanya jaminan keamanan membuat makanan yang ada penuh berkah. “Rasa aman terwujud dari kepintaran penguasa,” kata si nenek. Penguasa harus cakap, pintar, dan adil sebab penguasa adalah wakil Allah. Sementara penguasa yang tidak memberi rasa aman, makanan yang melimpah pun akan menjadi racun yang mematikan. Sebab katanya, nikmat yang paling besar setelah Islamd dan Iman adalah nikmat sehat dan rasa aman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *