(10) Ramadan Bersama Asmaul Husna: Al-Wasi’

Oleh: Dr. Izza Rohman, M.A. (Dosen Universitas Prof. Dr. Hamka/UHAMKA, Jakarta)

MANUSIA sering merasa dalam kesempitan. Manusia memerlukan Tuhan Yang Mahaluas, yang dapat menampung dan mewujudkan semua harapannya akan pertambahan — entah ilmunya, kekayaannya, kekuasaannya, kebaikannya, ataupun kelapangan dadanya.

Sungguh beruntung manusia, dalam al-Qur’an sembilan kali ditegaskan bahwa Allah adalah al-Wasi’. Salah satunya pada surah al-Baqarah ayat 115: Fa-aynama tuwallu fatsamma wajhullah, innallaha wasi’un ‘alim. Maka ke mana pun kamu menghadap, di situlah wajah Allah. Sungguh Allah Mahaluas Maha Mengetahui.

Allah Sang Mahaluas. Dialah keluasan tanpa batas, dan kelapangan tanpa tepi. Pengetahuan-Nya, kasih-Nya, kekuasaan-Nya, ampunan-Nya, kemurahan-Nya dan semua sifat indah-Nya, tidaklah terbatas: tak dapat manusia kalkulasi, tak dapat manusia cakup. Yang ternisbahkan pada manusia ibarat setitik pasir (atau yang lebih kecil) di dalam luasnya samudera ilmu, rahmat, qudrah, maghfirah, serta kesabaran, kebaikan dan kelembutan Allah.

Allah Mahaluas kekuasaan-Nya. Ke mana saja kita hadapkan diri, di situ kita dapat melihat tanda kekuasaan-Nya. Pada kehidupan manusia, Dia berikan kekuasaan kepada siapa saja menurut kehendak-Nya — sekalipun kepada orang yang tak disangka akan dapat berkuasa. Luasnya kekuasaan seorang pemimpin pada suatu masa, hanyalah petunjuk sederhana untuk membantu manusia menyadari keluasan kekuasaan Allah.

Allah Mahaluas rahmat-Nya. Karunia-Nya sungguh berlimpah, dan nikmat-Nya sungguh tak dapat manusia hitung. Hamba tak sepatutnya risau dengan rezekinya, dan tak sepatutnya pula takut miskin saat mengikuti petunjuk dan perintah-Nya. Kebaikan di jalan-Nya, seperti jihad atau infak, dapat Dia lipatgandakan beratus kali lipat balasannya, sehingga manusia tak perlu khawatir amal baiknya disia-siakan. Dia pun Mahaluas ampunan-Nya, sehingga manusia tak perlu khawatir pintu tobat tertutup, atau dosanya terlalu besar untuk diampuni. Kekayaan yang melimpah, ilmu yang luas, kebaikan yang tanpa henti, dan kesabaran yang luar biasa, yang ada pada sebagian orang, hanyalah contoh-contoh saja dari petunjuk sederhana untuk membantu manusia menyadari keluasan rahmat-Nya.

Hamba al-Wasi’ menjadi pribadi yang berhati lapang, tenang, dan menebar kebaikan. Ia meninggikan cita-cita, optimis, dan berpikir bahwa mungkin segalanya mungkin. Ia tidak memandang prestasi selangit yang ada pada orang lain sebagai tanda akan ketiadaan peluang untuk meraih capaian yang sepadan atau melampauinya.

“Ya Allah, lapangkanlah hati kami, pikiran kami dan rezeki kami. Berilah kami maghfirah, ilmu, rahmat, sungguh Engkaulah al-Wasi’. Maghfirah-Mu sungguhlah luas, ilmu-Mu amatlah luas, dan rahmat-Mu luasnya menjangkau segala sesuatu.” [RAN/Foto: dreamtimes.com]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *