(10) Ramadan di Sydney: Saat Bazar Ramadan dan Masjid As-Sunnah Bersanding

LAPORAN: Dr. Izza Rohman, M.A. (Dosen Universitas Prof. Dr. Hamka/UHAMKA, Pemerhati Sosial Keagamaan)

[LAKEMBA, SYDNEY, MASJIDUNA] β€” Bila ingin berwisata kuliner selama bulan Ramadan, datanglah ke Haldon Street di daerah Lakemba. Di sini Anda akan mendapati keramaian ekspresi ekonomi-budaya dari masyarakat Sydney Raya yang sangat beragam, yang tak dijumpai di bulan lain. Selama sebulan penuh, bahkan sejak dua hari jelang Ramadan, digelarlah apa yang dinamakan Ramadan Nights di kawasan pertokoan ini. Dari jam 6 sore hingga tengah malam. Jalanan Haldon Street ditutup dari jam 5 sore hingga jam 3 dini hari.

Bazar makanan Ramadan Nights Lakemba sudah menjadi tradisi dan daya tarik wisata tahunan. Sebagian pengunjung adalah wisatawan dari negara bagian lain atau negara lain. Beberapa bukan saja mampir tapi sengaja mengunjungi Ramadan Nights.

Di sini orang dari berbagai latar etnis dan bahkan agama asyik menikmati aneka jajanan yang dijajakan di stall atau kios (yang sebagian besarnya dadakan) sepanjang pinggir jalan. Mulai dari shawarma, burger unta, mie goreng India, hingga sate Madura. Mulai dari jus tebu, teh Kashmir, hingga es krim Syria. Masih banyak lagi. Semua lengkap dengan atraksi pembuatannya yang menarik perhatian. Mereka rela antri untuk mencicipi berbagai makanan lintas budaya. Tak jarang hingga setengah jam lamanya.

Tak hanya makanan dan minuman. Dari 60-an stan, ada juga stan lembaga filantropi/kemanusiaan dan stan misi dakwah lembaga gereja dan masjid. Bendera Palestina terlihat di sana sini di sepanjang Haldon Street. Ada pula stan makanan yang menyisihkan 1 dollar buat Gaza untuk setiap pembelian. Kendati begitu, di tengah keramaian dan lalu lalang akan tampak pula orang-orang yang secara penampilan tak terkesan dekat dengan nilai kesalehan dan kesucian hidup.

Ramadan Nights merupakan diplomasi budaya yang sangat baik dari komunitas muslim di tengah masyarakat yang sangat majemuk. Ini menjadi syiar semaraknya Islam di Sydney. Pada sisi lain, kegiatan yang juga didukung pendanaannya oleh pemerintah setempat ini, memberikan kontestasi bagi anggapan Ramadan sebagai bulan suci saat umat menepi untuk beribadah dengan khusyuk dan tenang.

Namun, panggung ramai dan panggung tenang Ramadan ternyata bisa bersebelahan. Persis di Haldon Street terdapat sebuah masjid yang dikelola oleh Awqaf Australia, Masjid As-Sunnah, yang terbilang salah satu pusat penting dakwah salafi di Sydney.

Saat banyak orang tumpah ruah di jalan untuk menikmati suasana Ramadan Nights, masjid ruko yang cukup besar ini dipenuhi jamaah qiyam Ramadan malam ini (20/3/24). Di sini ibadah tarawih (yang juga disiarkan secara live di akun Facebook masjid) dilaksanakan dalam tempo yang tenang, dengan waktu berdiri yang lama. Maklum karena imam membaca juz 10 secara penuh pada 10 rakaat, mulai rakaat pertama shalat isya hingga rakaat akhir shalat tarawih.

Di sini dari mulai shalat isya hingga akhir shalat witir memakan waktu 100 menit. Shalat isya, yang hanya empat rakaat, berlangsung dalam 18 menit. Shalat tarawihnya dilakukan dalam 8 rakaat dengan salam tiap dua rakaat, dan untuk dua rakaatnya memakan waktu antara 10 sampai 17 menit (yang awal dan akhir lebih singkat). Shalat witirnya selama 10 menit.

Setelah rakaat keempat tarawih, ada sesi ceramah selama 15 menit, yang disampaikan oleh seorang penceramah senior dalam bahasa Inggris. Isi ceramahnya seputar hadis-hadis mengenai kepribadian Rasulullah saw. Kali ini hadis tentang Rasul yang selalu cheerful (murah senyum) dan tidak pernah memukul.

Shalat witirnya dilaksanakan dalam tiga rakaat dengan dua kali salam. Jadi formasi rakaatnya: 2+2+2+2+2+1. Tidak ada qunut di rakaat terakhirnya. Pada rakaat pertama imam membaca surah al-A’la (lengkap), lalu di rakaat kedua surah al-Kafirun, dan rakaat ketiga surah al-Ikhlash.

Shalat witir selesai jam 10:27. Tak ada tilawah, zikir, shalawat, ataupun doa yang dibacakan sepanjang rangkaian ibadah. Sebagian jamaah segera bubar, sebagian lagi masih ingin bertahan di masjid β€” seolah tak tergiur untuk menikmati malam bersama Lakemba Ramadan Nights. [RAN/Foto: DokPri]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *