Para Pejuang Keluarga, Pahala Menantimu!

Oleh Asep Awaludin (Pengajar Mapel Pendidikan Agama Islam/Dosen Ulumul Hadits di Wonogiri, Jawa Tengah) 

KELUARGA merupakan entitas terkecil dalam unit masyarakat. Berbagi peran dalam keluarga menjadi hal yang lazim terjadi. Di antaranya terdapat peran  pencari nafkah yang berada di pundak suami atau ayah dalam keluarga. Islam memberi perhatian kepada mereka pejuang keluarga di setiap rumah tangga.   

Rasulullah SAW Pemimpin yang mendorong terwujudnya tanggung ekonomi Kepala Keluarga. Dalam Sahih al-Bukhori:53 disebutkan: 

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: 

إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ.

Artinya: dari Abu Mas’ud ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: Apabila seseorang memberi nafkah keluarganya, maka baginya pahala sedekah.

Pesan dari hadits di atas yakni pahala berlipat ganda dijanjikan Alloh SWT bagi para kepala keluarga. Pahala bekerja mencari nafkah memenuhi kewajiban, dan pahala bersedekah atas nafkah yang diberikan untuk keluarga; istri dan anak-anaknya.

Anjuran untuk mengutamakan berinfak pada keluarga yang lebih dekat, dimulai dari keluarga yang menjadi tanggungannya terlebih dahulu. Keluarga terdiri dari suami, istri, anak-anak,  orang-tua dan saudara. Merekalah yg disebut juga ahli waris.

Kondisi dan keterikatan yang kuat antar anggota keluarga menjadikan nafkah atas mereka sangat mulia dan bernilai pahala terbaik “shodaqoh”.  Makna tersirat dalam hadits ini adalah dorongan bagi kepala keluarga untuk bekerja dan menafkahi mereka sehingga terwujud tanggung jawab ekonomi keluarga. 

Jangan sampai terbalik dalam praktiknya, justru Istri atau wanita yg menafkahi suaminya meski ini tidak dilarang, namun akibatnya kurang baik.  Jika ini terjadi, maka akan terkikis makna dari ayat “Suami itu adalah pemimpin istri-istrinya”. 

Fenomena inilah yang banyak terjadi saat ini di masyarakat kita. Istri bekerja menjadi tulang punggung ekonomi keluarga menjadikan para suami takut istri dan memunculkan istilah dunia terbalik,  naudzubillah min dzalik.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan Inayah-Nya kepada kita, keluarga kita, anak keturunan kita dan muslimin semuanya untuk menjadi suami-suami yg mampu memberi nafkah terbaik bagi keluarganya, Aamiin Yarobbal’aalamiin.

[RAN/Foto: https://louiciano.wordpress.com]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *