Oleh Noryamin Aini (Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta)
[MASJIDUNA, JAKARTA] –
وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan aku tidak (mudah) membebaskan diriku (dari kesalahan), karena, sesungguhnya nafsu selalu menggoda (manusia) mengerjakan keburukan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat (dituntun) oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang. [QS. Yusuf:53].
Sahabat!
Kalau raport masa lalu kita merah, banyak noda dosa, bahkan penuh keburukan; ketahuilah bahwa ampunan Allah lebih besar, sungguh dahsyat; dan samudera kasih-Nya jauh lebih luas dibanding dosa dan keburukan kita yang tidak bertepi. Maka bersegeralah bertaubat pada-Nya, sebelum kesempatan taubat itu sirna di ujung kematian [QS. al-Tahrim:8].
Dalam sebuah hadits sahih, Rasulullah saw bersabda:
Tatkala Allah menciptakan makhluk-Nya, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang tersimpan di singgasana ‘Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku berlimpah, dan ia mengalahkan kemurkaan-Ku (padahya).” [HR. Bukhari No 7404 dan Muslim No 2751].
Teruslah bermohon ampunan (istighfār) kepada Allah, karena Rasulullah saw beristighfar minimal 100 kali dalam sehari [HR. Muslim No. 2702].
Selamat merayakan spirit taubat, karena gerbang ampunan Allah selalu terbuka bagi para perindu ridho-Nya.
[RAN/Foto: materikonseling.com]
One thought on “Kesadaran Revolutif”