[JAKARTA, MASJIDUNA]—Di masa pandemi banyak masyarakat yang bercocok tanam. Ada yang karena alasan hobi ada juga yang sekadar mengisi waktu selama berada di rumah.
Bercocok tanam dalam Islam adalah perbuatan mulia. Hal itu disampaikan oleh Rasulullah, “Tidak seorang muslim pun yang bercocok tanam, melainkan setiap tanamannya dimakan atau dicuri orang atau dimakan binatang liar atau dimakan burung atau hilang, niscaya semuanya itu menjadi sedekah baginya.”
Hadits ini menjelaskan keutamaan bercocok tanam yang penuh dengan nilai sedekah.
Bagi umat Islam, hal ini menjadi motivasi untuk mengasah kemampuan bercocok tanam. Saat ini, ketersediaan lahan bukan alasan. Sebab, banyak teknik yang digunakan untuk menyiasatinya seperti hidroponik atau bercocok tanam secara vertikal bahkan dengan menggunakan bahan plastik bekas. Karena itu tidak ada alasan untuk menanam, selama tanaman itu memberi manfaat bagi kehidupan.
Namun kondisi saat ini sangat memprihatinkan. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, justeru petaninya miskin dan banyak anak muda yang enggan menjadi petani. Padahal, hadits ini sejatinya menjadi dorongan agar setiap muslim mau memanfaatkan lahan yang ada untuk berococok tanam, mengambangkan teknologi pertanian, dan berbagi rezeki melalui pertanian.
(IMF/foto: nusantaraNews)