Dua Sahabat dan Saksi Asal Mula Adzan

[JAKARTA, MASJIDUNA]-–Kumandang adzan yang saat ini terdengar setiap memasuki waktu salat, tidak datang begitu saja. Panggilan ini punya sejarah tersendiri.

Di awal kenabian Rosululllah Muhammad SAW tak ada panggilan khusus bagi umat Islam untuk menunaikan sholat wajib.

Ketika itu, saat sudah masuk waktunya, umat tanpa dipanggil sudah berkumpul untuk menunaikan sholat. Namun ketika sudah hijrah ke Madinah, Rosulullah merasa perlu membuat tanda panggilan untuk sholat.

Awalnya Rosulullah terpikir menggunakan terompet, seperti kebiasaan orang Yahudi. Namun beliau sendiri tidak menyukai terompet.

Kemudian terpikir menggunakan genta yang akan ditabuh saat masuk waktu sholat. Waktu itu umat Nasrani sudah lebih dulu menggunakan genta untuk memanggil jemaahnya melakukan ibadah.

Rosulullah kemudian menugaskan Umar bin Khatab untuk membeli genta keesokan harinya.

Namun saat tidur di malam harinya, Umar bermimpi. Umar dalam mimpinya diperintahkan untuk tidak menggunakan Genta tapi serukan Adzan untuk memanggil umat Salatt. Maka Umar bermaksud menemui Rosulullah untuk memberi tahukan mimpinya.

Pada saat bersamaan Abdullah bin Zaid juga mengalami mimpi yang sama. Abdullah bin Zaid pun menemui Rosulullah.

Mimpi kedua sahabar rasulullah ini menjadi inspirasi untuk penanda waktu salat.

“Rasulullah, demi yang mengutus Anda dengan sebenarnya, saya bermimpi seperti itu (seruan Adzan),” kata Umar.

Sejak itulah adzan berkumandang di Madinah saat masuk waktu sholat. Kisah sahabat nabi, Umar bin Khatab dan Abdullah bin Zaid dua tokoh yang jadi saksi dalam sejarah asal muasal seruan Adzan.

(IMF/foto: farahmagazine)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *