Khalifah Umar dan Krisis Pangan

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Krisis pangan pernah melanda tanah Arab ketika Umar bin Khatab menjadi khalifah. Selama sembilan bulan hujan tidak turun. Akibatnya, krisis pangan mulai terasa.

Umar bin Khatab blusukan ke berbagai wilayah mengajak masyarakat bersabar dan terus berusaha. Himbauan Umar ini bukan isapan jempol belakan, sebab dia sendiri mempraktikan hidup prihatin dan serba kekurangan. Salah satunya dia tidak makan dengan minyak samin yang sedang langka. Dia menggantinya dengan minyak zaitun.Kondisi ini membuat badanya tampak lemah, sementara pekerjaan terus menumpuk.

Para sahabat berdatangan dan menganjurkan agar Umar tetap makan dengan minyak samin. Tapi dia tetap menolak. “Kalau perlu pakai uang negara untuk membeli minyak samin,” kata para sahabat.

Tapi Umar tetap tidak mau. Baginya, selama rakyat menderita maka tak pantas dia makan mewah. “Bagaimana aku dapat merasakan penderitaan rakyat, kalau aku sendiri tidak merasakan penderitaan mereka?” kata Umar.

Namun, berkat keuletan dan kesederhanaan dalam memimpin, bantuan justeru datang dari berbagai provinsi lain. Gubernur Abu Ubaidah mengirimkan makanan dan pakaian sebanyak 4000 pikul unta. Kemudian Gubernur Amr bin Ash dari Palestina juga mengirimkan makanan. Gubernur Muawwiyah mengirimkan 3000 ekor unta berisi makanan. Tak ketinggalan Gubernur Irak Saad bin Abi Waqash yang mengirimkan 1000 ekor unta.

Krisis pangan yang lebih parah pun bisa dihindari, melalui gaya kepemimpinannya yang ulet, sabar dan penuh rasa empati.

Hingga pernah suatu ketika, para pejabat mengusulkan agar gajinya sebagai khalifah dinaikkan. Umar bukannya senang, dia malah marah. Dia tak ingin sebagai pemimpin hanya menikmati fasilitas negara.

(IMF/foto:apahabar.com)

One thought on “Khalifah Umar dan Krisis Pangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *