Khalifah Umar bin Khatab (sumber: Kementerian Agama)
[JAKARTA, MASJIDUNA]- Siapa tak kenal Umar bin Khatab, pemimpin yang dijuluki Amirul Mukminin sahabat Rasulullah? Tapi suatu ketika seorang pria dengan pakaian penuh debu datang di sebuah masjid di mana Umar hadir di sana. Tiba-tiba saja pria itu bertanya, “Apakah Anda Umar yang dijuluki peminpin orang beriman?” Umar pun membalas,” “Yang pertama benar dan yang kedua merupakan harapan.”
Mendengar jawaban sang khalifah, pria itu berkata kasar, “Terkutuklah kau Umar!”.
Baca Juga: Khalifah Umar dan Krisis Pangan
Umar bangkit dan lalu bertanya,” Anda mengutuk saya, apa sebabnya?” Dengan lantang pria itu menjawab, “Engkau terkutuk karena membiarkan para pegawaimu di Mesir berbuat sewenang-wenang kepada rakyat setempat. Mereka merampok bukan membangun.Tidakkah kau lihat berapa basar kekayaan mereka dibandingkan gaji yang mereka terima?”
Mendengar penjelasan pra itu, Umar tersadar. Ia menyadari selaku pemimpin harus memegang amanah dan berlaku adil. Kedudukannya bukan hanya penguasa atas negara tapi juga mengawasi anak buah dan pegawainya. Ia tidak cukup baik sendirian, tapi juga harus baik kepada seluruh jajaran birokrasi dan pegawainya.
Umar pun segera meneteskan air mata. Dan kemudian berkirim surat ke pemimpin Mesir dan para pejabat di sana:
Baca Juga: Di Balik Kisah Umar bin Khatab Memecat Khalid bin Walid, Sang Panglima Perang Paling Ditakuti
Isi suratnya, “Kalian adalah pemimpin. Rakyat jangan kau anggap kumpulan binatang ternak yang boleh diperlakukan sekehendak kalian. Tanpa mereka, kalian bukan apa-apa. Ingatlah, sebagai pemimpin kalin tidak hanya mempunyai hak tapi juga kewajiban dan tanggungjawab. Barangsiapa yang menyelewengkan wewenang untuk kepentingan pribadi, segera mundur atau kujatuhi tindakan keras. Sebab, pemimpin tak cukup berkata baik. Yang lebih penting justeru berbuat baik.”
(IMF/sumber: Mutiara Hikmah dalam 1001 Kisah)