Ajaran Rasulullah: Jangan Cela Makanan

[JAKARTA, MASJIDUNA]-— Pribadi Nabi Muhammad sebagai suri tauladan bukan hanya dalam perkara ibadah dan interaksi dengan ummatnya. Bahkan, dalam urusan makan dan minum pun Rasulullah tampil sebagai pemberi teladan terbaik.

Ajaran agar mengambil makanan yang dekat, berdoa sebelum dan sesudah makan merupakan beberapa contoh.

Namun, ada lagi satu hadits bagaimana Rasulullah menghargai makanan dan tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam kitab Al-Lulu wal Marjan, Abu Hurairah berkata, “Nabi saw tidak pernah menjelekkan makanan. Jika beliau suka, beliau makan. Jika beliau tidak suka ditinggalkannya.”

Hadits ini memberikan tuntunan agar setiap Muslim menghargai dan mensyukuri apa saja makanan yang tersaji. Tidak boleh mengatakan makanan itu tidak enak, asam, pahit, atau dengan sebutan-sebutan lain. Hal itu selain tidak memperlihatkan rasa syukur juga telah menghina orang yang memasaknya.

Dalam tuntunan Islam, makan merupakan bagian dari ibadah demi menjaga keseimbangan tubuh. Makanan yang baik dan halal yang dikonsumsi akan memberikan dampak terhadap kesehatan rohani.

Begitulah cara Islam memandang makanan. Bukan semata dari sisi komposisi, rasa atau warna saja. Seperti disampaikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, ada manusia yang memandang makanan dan minuman, dan mereka melihat ciptaan Tuhan. Dengan itu, orang tersebut membuka pintu-pintu perenungan sifat-Nya. “Inilah tingkatan paling tinggi, yakni tingkatan orang arif,” kata Al-Ghazali.

(IMF/foto:nova.grid.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *