[MEKAH, MASJIDUNA] — Penyelenggaraan ibadah haji rampung sudah. Berbagai jamaah dari banyak negara mulai angkat kaki menuju kota asalnya masing-masing. Namun bagi dua negara, Indonesia mendapat apresiasi terhadap mekanisme pengendaliaan jamaah haji Indonesia di tanah Mekah.
Ketua Rombongan Haji Malaysia 1440H Dato Sri Syed Saleh Syed Abdul Rahman menilai Indonesia memiliki sistem pengendalian jemaah haji terbaik. Dia mengaku kagum dengan jumlah jamaah nyaris 231 ribu jamaah dapat teratur. Sementara jumlah jamaah haji Malaysia dibanding Indonesia amatlah jauh. Pasalnya jumlah jamaah haji Malaysia hanya berjumlah 30 ribu orang.
“Saya kagum sekali, jumlah jamaah yag besar, tapi bisa begitu dikendalikan dengan tersusun, sistemik,” ujarnya di Mekah, Selasa (20/8) sebagiamana dilansir dari laman Kemenag.
Penilaian serupa pun datang dari Kerajaan Arab Saudi. Menurut Dato, Kerajaan Saudi menilai tak saja dari pengendalian, namun kedisplinan jamaah haji Idnonesia sedemikian tinggi. Termasuk kemampuan ilmu yang cukup. Termasuk dari segi ibadah terbilang teratur tanpa menimbulkan perkara yang tidak diinginkan.
Atas dasar itu, kata Dato, Malaysia bakal terus bekerjasama dengan Indonesia. Baginya, dalam beberapa tahun terakhir Tabung Haji Malaysia rutin mengadakan pertemuan dengan Misi Haji Indonesia. Tujuannya saling berbagai pengetahuan dan ilmu dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Menurut Dato Sri Syed Saleh, terdapat beberapa hal yang dipelajari soal Tabung Haji Malaysia atas penyelenggaran haji yang dilakukan oleh Misi Haji Indonesia. Antara lain masalah kesehatan haji, bimbingan ibadah haji dan penggunaan IT dalam pelayanan haji.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menangapi positif. Menurutnya, Indonesia terbuka dalam berbagi pengetahuan soal perbaikan pelayanan ibadah haji. Ia menilai, Indonesia terus melakukan inovasi pelayanan haji.
Dalam bidang bimbingan ibadah misalnya. Menurutnya, selain pembimbing ibadah yang terdapat pada masing-masing kloter, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga menghadirkan konsultan dan pembimbing ibadah di masing-masing sektor yang ada di Makkah dan Madinah.
“Ini agar jemaah dapat lebih dekat bila ingin melakukan konsultasi ibadah,” katanya.
Sementara penggunaan IT dalam penyelenggaraan ibadah haji, telah digunakan beberapa tahun lalu oleh Indonesia, dengan kehadiran aplikasi Haji Pintar. “Haji Pintar ini dapat dimanfaatkan oleh jemaah haji Indonesia, untuk mencari informasi-informasi tentang penyelenggaraan ibadah haji. Mulai dari rute bis, pemondokan, manasik, dan sebagainya,” kata Sri.
“Kami mengapresiasi kegiatan rutin yang digelar Tabung Haji Malaysia dan Misi Haji Indonesia ini,” pungkasnya. [KHA]