[JAKARTA, MASJIDUNA] — Mengkampanyekan kurban jelang hari raya idul adha adalah hal biasa. Namun menjadi luar biasa bila kampanye ajakan masyarakat berqurban tidak dilakukan di masjid atau tempat-tempat peribadatan. Lokasi strategis menjadi tempat yang disasar Lembaga Zakat Infaq shadaqah Muhamadiyah (Lazismu).
Upaya yang dilakukan para personil Lazismu dengan menggunakan kostum-kostum unik dan riang menjadi ketertarikan bagi masyarakat tersendiri. Manager Public Relation Lazismu, Nazhori Author mengatakan ruang-ruang publik sejatinya menjadi tempat strategis dalam mengkampanyekan hal positif.
Termasuk mengutarakan pesan-pesan sosial ibadah qurban. Menurutnya, Lazismu menyerukan dan mengajak umat muslim berkolaborasi dengan Lazismu menyampaikan pesan sosial kemanusiaan di tempat strategis. Seperti acara Car Free Day (CFD).
“Sejak 28 Juli kemarin, Lazismu mendorong ajakan berkurban ke lapisan sosial masyarakat. Terutama kaum muslimin,” katanya sebagaimana dilansir dari laman Lazismu, Kamis (8/8).
Bagi Author, mengkampanyekan ajakan berkurban menjadi media yang efektif. Tujuannya, merespon meningkatkanya ekonomi kelas menengah dan kelas atas. Dengan begitu, berkurban tak saja terhenti pada ibadah rutin semata, namun pula dapat merekatkan ikatan sosial dengan saudara kaum duafa. Sementara mereka yang berkurban dapat dinilai beruntung secara ekonomi.
Lebih lanjut Author berpendapat, sosialisasi kampanye pun juga digelar di bilangan Tugu Tani serta pusat keramaian. Seperti Gondangdia, Taman Suropati, Sunda Kelapa, Warung Buncit serta kawasan Tebet Jakarta Selatan dan Masjid Istiqlal.
Menurutnya, Lazismu bakal menyalurkan kurban ke Palestina, Myanmar, dan yaman. Sementara fokus distribusi kurban di dalam negeri bakal disalurkan ke kawasan daerah tertunggal, terdepan, dan terluas.
“Termasuk kawasan Pak Kumis. Yakni Padat, Kumuh da Kantong-Kantong Kemuskinan lainnya,” katanya.
Khusus kantong-kantong kemuskinan, kata Author, Lazismu bakal mendistribusikan daging hewan kuran di daerah Wonosobo yang sempat mejadi zona merah kemiskinan di Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur.
“Yang bekerjasama dengan mahaiswa KKN Univesitas Muhamadiyah Yogyakarta,” pungkasnya. [hdt]