Masjiduna.com–Acara tahunan Islamic Book Fair (IBF) 2019 telah resmi dibuka oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (PAN-RB) Syafruddin, Rabu (27/2/2019). Tak banyak media yang memuat ajang pameran buku Islam terbesar di Indonesia itu.
Meski demikian tak mengurangi antuasme para pengunjung yang hadir di Jakarta Convention Centre (JCC) itu. Syafrudddin berharap, pameran kali ini mampu membangun dunia literasi Islam. “Semoga, usaha kita semua dalam membangun dunia literasi Islam berteguh dalam prinsip kebenaran dan terus berjuang untuk bangsa dan negara demi terwujudnya Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” katanya, saat memberi sambutan pembukaan.
Menurut Syafruddin, kemajuan literasi merupakan hal yang sangat penting seiring dengan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat. Karena itu, budaya membaca perlu terus ditingkatkan agar mampu mengikuti arus ilmu pengetahuan dan informasi.
“Saat awal Islam berkembang, Rasululullah adalah penggerak sekaligus poros kejayaan Islam dan para sahabat Nabi SAW di bawah khulafaurrasyidin, kita mengenal di mana kejayaan Islam yang terakhir itu kesultanan Ottoman (Turki Utsmani),” papar dia.
Dinasti Abbasiyah pun dikenal sebagai motor peradaban Islam. Negeri itu memiliki perpustakaan terhebat di dunia pada masanya, sehingga menjadi pusat aktivitas intelektual, pusat peradaban, dan sentra kebangkitan ilmu pengetahuan.
Namun, saat ini umat Islam sedang diuji dengan berbagai macam pengaruh negatif yang datang dari mana saja, baik dari dalam maupun luar negeri. Bagaimanapun, Syafruddin meyakini, di antara generasi muda Muslim dapat muncul kembali tokoh-tokoh hebat yang berkiprah melalui ilmu pengetahuan.
“Jika umat Islam bersatu dan berupaya menggali kembali kejayaan apa yang dilakukan tokoh-tokoh Islam kita, niscaya akan lahir kembali manusia dan tokoh Islam yang hebat, melalui pengetahuan, budaya baca, dan diskusi,” ungkap dia.
Pameran yang kini menginjak tahun ke-18 ini menarik karena bertepatan dengan tahun politik dan gencarnya kampanye pemilihan presiden. Pesan Syafruddin seperti mengingatkan pentingya literasi yang mencerdaskan di tengah hiruk pikuk kampanye yang makin panas dan jauh dari keadaban itu. (imf).