Ramadan Bersama Asmaul Husna (23)

Foto: babytalenti.com

AL-QAYYUM

Oleh: Dr. Izza Rohman, M.A. (Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka/UHAMKA Jakarta)

Allahu la ilaha illa huwal-hayyul-qayyum. Allah tiada ilah selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Manusia disibukkan oleh banyak sekali urusan. Ada banyak yang tidak manusia perhatikan, atau tidak dapat manusia perhatikan. Manusia membutuhkan Tuhan Yang Maha Mandiri, Maha Mengurusi urusan-urusan makhluk, yang tidak bergantung kepada makhluk namun menjadi gantungan makhluk.

Allah adalah Yang Mahamandiri. Dia berdiri sendiri, mandiri, dan sama sekali tidak bergantung kepada yang lain. Dia tidak diurus oleh yang lain ataupun bergantung kepada yang lain — apa pun itu namanya. Insan yang sadar tidak akan mau menghamba kepada yang diurus atau bergantung yang lain.

BACA JUGA:

Ramadan Bersama Asmaul Husna (17)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (16)

Ramadan Bersama Asmaul Husna (15)

Allah adalah Yang Maha Memberi hidup. Dia mengatur segala sesuatu yang merupakan kebutuhan hidup makhluk secara terus-menerus tanpa mengurangi sedikit pun kuasa-Nya sebagai Sang Mahahidup. Wujud dan kesinambungan yang lain bergantung kepada-Nya karena Dialah yang memberi wujud dan memenuhi kebutuhan selain-Nya.

Allah adalah Yang Maha Mengurusi. Dia mengurusi semua terus-menerus. Dia terus berjaga dalam mengurus makhluk, di langit ataupun di bumi, tanpa pernah tertidur ataupun mengantuk. Menciptakan langit dan bumi tidak membuat-Nya lelah, dan memelihara keduanya tidak membuat-Nya berat. Hamba yang sadar menggantungkan hidup kepada-Nya, dan tidak mengandalkan selain-Nya. Hanya untuk-Nya ia menjalani kehidupan, dan hanya dari-Nya ia mengharapkan penghidupan. Hidup dirasa tenang karena diurusi Yang Maha Menghidupi. Ia tak dirisaukan oleh urusan penghidupan, melainkan oleh urusan penghambaan kepada Sang Pemberi kehidupan.

Hamba al-Qayyum tumbuh menjadi pribadi yang bersyukur, mandiri, dan senang menolong orang lain. Ia peduli tanpa mengenal lelah, membantu tanpa peduli upah. Ia tidak menjadi beban bagi orang lain, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, namun juga tidak menjauhkan diri dari keramaian, dan tidak bersikap angkuh di hadapan orang.

[RAN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *