Perintah untuk bersabar (Sumber:MUI Medan)
[JAKARTA, MASJIDUNA]- Sabar adalah kata yang sering diucapkan dan cukup banyak ditemukan dalam Al-quran dan Hadits. Ini menandakan bahwa sabar adalah bagian penting dalam perintah agama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sabar diartikan dengan tahan menghadapi cobaan atau tabah. Orang yang berjiwa sabar, maka tidak akan mudah marah dan putus asa.
Dikutip dari laman MUI, secara umum, aspek sabar mencakup dua hal, yaitu sabar dalam menghadapi penderitaan dan sabar dalam menghadapi kesenangan.
Sikap sabar dapat membuat manusia menahan diri dari perbuatan merendahkan harkat martabat kemanusian.
Baca Juga: Doa Mohon Diberi Kesabaran
Sejalan dengan hal tersebut, dalam Alquran Allah SWT memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersabar. Berkenaan dengan ini terdapat dalam firman-Nya surat Al Baqarah ayat 153:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Menurut Syekh Nawawi al-Bantani sikap sabar pada konteks ayat di atas adalah dalam mengerjakan kewajiban-kewajiban yang telah Allah SWT tetapkan, meninggalkan maksiat, serta bersabar mana kala ditimpakan ujian. Sedangkan makna kata dari ‘wash-shalâh’ adalah dengan memperbanyak shalat sunnah di malam dan siang hari. (Lihat, //at-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil,// h 36).
Perintah bersabar, bukan berarti tanpa sebab dan faedah di dalamnya. Apabila konsep tersebut dilihat manfaatnya dari segi kesehatan mental, maka akan didapati dampak baik bagi seseorang.
Hal ini disebabkan, kesehatan mental seseorang berhubungan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.
Baca Juga: Jumatan di Tengah Corona: Tanpa Masker dan Khutbah Kesabaran
Setiap manusia memiliki keinginan-keinginan tertentu. Di antara mereka ada yang berhasil memperolehnya tanpa harus bekerja keras, ada pula sebaliknya bahkan sebagian yang lain tidak berhasil.
Merespons hal tersebut, setidaknya terdapat empat manfaat sabar bagi kesehatan mental.
Pertama, pengendalian diri. Dalam perspektif psikologi, pengendalian diri merupakan salah satu konsep sabar dimana seseorang akan berusaha mengatur dirinya sendiri untuk tetap menjaga kebaikan-kebaikan yang ada padanya.
Kedua mampu menerima kenyataan. Seseorang yang membentengi dirinya dengan sikap sabar maka akan lebih mudah menerima kenyataan hidup. Terlebih apabila kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan harapannya.
Bersabar bukan berarti dilarang untuk bersedih, sebab sedih merupakan sifat yang melekat pada diri mansua. Akan tetapi, sikap mampu menerima kenyataan kendati dalam keadaan sedih merupakan solusi terbaik dalam menghadapi persoalan seperti ini.
Ketiga, mampu berfikir tenang dan hati-hati. Sikap sabar akan melahirkan pikiran yang tenang dan kehati-hatian dalam ucapan dan tindakan. Apapun yang dihadapi, orang yang sabar akan berpikir jernih untuk mencari jalan keluar dan solusi yang tepat.
Keempat, memupuk sifat pemaaf. Memaafkan merupakan kalimat yang mudah diucapkan tetapi sulit dipraktikkan. Sulit bukan berarti mustahil untuk dilaksanakan. Mampu memaafkan hanya ada dalam diri mereka yang memiliki kesabaran tingg, sehingga mampu memaafkan kesalahan orang lain.
Firman-Nya dalam surat Al Hijr ayat 85:
وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ
“Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.”
Demikianlah perintah sabar yang telah Allah SWT tetapkan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan mental. Rasulullah sendiri telah memberikan banyak teladan terkait bersabar dalam menghadapi segala sesuatu.
(IMF)