Para pekerja keras (sumber: Kementerian Tenaga Kerja).
[JAKARTA, MASJIDUNA]- Suatu ketika, dalam sebuah perjalanan mendekati kota Madinah, Rasulullah bertemu dengan seseorang yang penampilannya lusuh. Namun yang menarik perhatian sang manusia agung ini adalah tangan lelaki itu yang melepuh, kapalan dan kasar.
Rasul pun mendekat dan bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?” Lelaki itu menjawab, “Ya rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari. Dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”
Baca Juga: Artefak Rasulullah Dipamerkan di Masjid At-Tin, dari Sorban sampai Jenggot
Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah pun langsung menggengam tangan lelaki itu kemudian menciumnya sambil berkata, “Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada” (Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya).
Riwayat tersebut sangat terkenal dan sering dikutip oleh para pendakwah. Hal itu menggambarkan penghormatan rasulullah terhadap orang-orang yang mau bekerja keras demi memberi nafkah halal untuk keluarganya. Tak peduli apapun bentuk pekerjaanya.
Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah sebelumnya tidak pernah mencium tangan para sahabat termasuk petinggi suku Quraish.
Pada riwayat lain disebutkan pula kisah para sahabat yang melihat seorang lelaki yang giat bekerja. Lalu sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.”
Baca Juga: Lagu “Rindu Rasul” Dipopulerkan Bimbo, Diciptakan Sebagai Shalawat kepada Rasulullah
Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani).
Dua kisah teladan dari sang Rasul itu jelas menggambarkan bahwa bekerja adalah kemuliaan seorang muslim. Sementara bermalas-malasan adalah perbuatan tercela.
(IMF)