[JAKARTA, MASJIDUNA]– Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengaku kagum dengan keberadaan Museum Dar Al-Madinah di kompleks Masjid Nabawi. Sebab, museum modern tersebut menyajikan kekayaan informasi khusunya tentang sejarah Nabi Muhammad.
“Museum Dal Al-Madinah ini luar biasa. Saya sangat takjub. Di sini disajikan secara lengkap tentang detil sejarah nabi. Indonesia sangat berkepentingan memiliki museum serupa, karena mayoritas berpenduduk muslim. Ini akan sangat bermanfaat untuk membangun pengetahuan dan peradaban,” kata Gus Men, sapaan akrabnya, di Madinah, Rabu 24 November 2021.
Museum yang dibangun atas inisiatif Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa ini, merupakan museum pertama dan terbesar yang mengkhususkan diri dalam sejarah Kota Mekkah dan Madinah.
Kecanggihan dan kekayaan koleksinya menyangkut sejarah Nabi Muhammad dan peradaban Kota Mekkah dan Madinah yang dikemas baik secara digital.
Semua informasi disajikan secara digital sehingga membuat pengunjung mudah menyerap informasi yang didapat.
Sejumlah simulasi digital yang futuristik di sejumlah dinding memaparkan informasi seputar kehidupan Rasulullah, mulai dari akhlak, baju, kebiasaan, putri-putri, hingga rutinitas nabi, dan lainnya.
Dijelaskan juga periodisasi usia Nabi Muhammad. Setiap periode usia diberi keterangan detil latar belakangnya. Ada juga keterangan tentang fisik nabi, mulai dari tangan, rambut, dan lain sebagainya.
Tata kelola dan tata letak permukiman saat Nabi memimpin Madinah juga tervisualisasi, termasuk juga penjelasan tentang sekitar 60 jenis profesi masyarakat di masa nabi, antara lain guru, dokter, perawat, petani, dan lainnya.
Informasi lain tentang gambaran benda-benda di sekitar nabi, misal alat memasak, panci, tombak, dan lain-lain. Juga ada sejumlah kutipan yang dinisbatkan kepada Nabi, seperti ungkapan “ana araby” (saya dari bangsa Arab), “ana quraisy” (saya dari suku Quraisy), “ana atqakum lillah” (saya yang paling takut di antara kalian kepada Allah), dan sebagainya.
Pimpinan Museum, Dr. Abdulaziz Kaaki, mengatakan bahwa museum ini dibangun setelah melalui riset mendalam dan persiapan pembangunan selama 15 tahun. Dia mencatat, ada 25 negara yang berminat membuat Museum Dar Al-Madinah, dan itu akan diawali dengan Indonesia.
“Museum ini juga sudah dikunjungi 10 kepala negara dan mereka mengapresiasi. Seluruh isi yang ada dan dikemas secara digital tentang sejarah nabi diambil dari referensi terpercaya melalui Al-Qur’an dan Hadis dengan riwayat-riwayat yang sangat kuat,” tuturnya.
(IMF/sumber foto: aqu tour travel)