Setidaknya menjalankan kebijakan yang dituangkan dalam surat edaran yang diterbitkan Kemenag.
[JAKARTA, MASJIDUNA] — Gebrakan pemerintah dalam mempercepatan penanganan Covid-19 terus dilakukan dengan berbagai perangkatnya. Kementerian Agama (Kemenag) misalnya, banyak sudah menerbitkan berbagai kebijakan dalam bentuk surat edaran panduan pembatasan aktivitas di masjid dan mushola. Tak kalah penting, keberadaan remaja masjid pun terus dilibatkan.
“Remaja masjid menjadi sentral dalam penanganan Covid-19, karena secara fisik, anak muda ini lebih powerfull, kondisi fisik yang masih kuat, serta daya imun juga masih tinggi. Sehingga anak muda memang sudah seharusnya menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah,” ujar Kepala Seksi Kemakmuran Masjid Ditjen Bimas Islam Kemenag Fakhry Affan sebagaimana dikutip dari laman Kemenag, Senin (15/11/2021) kemarin.
Dia berpendapat, keberadaan remaja masjid amatlah berperan penting dalam menerapkan berbagai surat edaran yang diterbitkan Kemenag. Seperti mengatur tanda pembatasan jarak jemaah, menyediakan sanitasi cuci tangan, masker, hand sanitizer, bahkan penyemprotan cairan disinfektan.
Baginya, remaja masjid amatlah membantu dalam menyosialisasikan protokol kesehatan di lingkungan masjid. Malah remaja masjid tak sedikit yang menjadi relawan dalam pemulasaraan jenazah Covid-19. Fakhry menekankan bahwa remaja masjid tak dapat dipisahkan dari masjid.
Sebab a melalui generasi tersebut, masjid akan tetap terjaga dan menjadi tempat yang aman, nyaman, dan damai. Karena itulah pemerintah tak dapat berjalan sendiri. Sebab mestipula dibantu para takmir masjid dalam pemberdayaan anak-anak muda.
“Kita harus banyak melibatkan remaja masjid untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan umat,” pungkasnya.
[AHR/Ilustrasi: suaramuslim-net(Dribbble/ Puguh Akbar)]