Umat harus semakin kuat, bersatu dan menghadapinya secara bersama-sama.
[DEPOK, MASJIDUNA] — Kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam dan agama Islam oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron amatlah disayangkan. Namun kasus tersebut sedianya menjadi sinyal penting bagi umat muslim agar melakukan penataan diri.
“Kita protes dan tidak setuju adanya aksi tersebut. Cuma perlu diingat ini adalah sinyal bagi umat Islam. Jangan sampai umat Islam terpecah belah atau diadu domba,” ujar Direktur Eksekutif Institute Hasyim Muzadi (IHM) KH Yusron Ash-Shidqi melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Selasa (3/11) kemarin.
Pria biasa disapa Gus Yusron, kasus tersebut menjadi momentum agar kalangan muslim menata diri dengan meningkatkan kualitas. Kemudian menyikapi kasus tersebut dengan cara elegan. Kondisi yang terjadi sedianyamenjadi panggung bagi Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam.
“Kita balik, kondisi ini bisa menguntungkan umat Islam. Kalau kita dihina, didiamkan atau disikapi cara elegan maka mereka tidak akan melakukan hal serupa atau bisa jadi dengan cara lain,” katanya.
Gus Yusron maklum terkait aksi protes dengan berdemonstrasi ke Kedutaan Besar Prancis beberapa hari lalu. Baginya, setiap orang memiliki cara dalam mengekspresikan diri rasa kecintaannya kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam.
Dia mengimbau agar tidak terjadi pertentangan antar umat Islam. Yang pasti bagi Gus Yusron, penghinaan terhadap Islam dan Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam menjadi ‘sinyal’. Dia merujuk pada Alquran surat Ali Imran ayat 118 yang intinya, kebencian yang tersembunyi itu lebih besar.
“Ini kan ada penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW yang datangnya dari eksternal. Seharusnya kita semakin kuat, bersatu dan menghadapinya secara bersama-sama,” pungkasnya.
[KHA/Antara/Foto: