Kareem Abdul Jabbar, Muhammad Ali dan Rasialisme

[JAKARTA, MASJIDUNA]—Demonstrasi yang berujung rusuh di sejumlah kota di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir, membuat mata dunia terbelalak. Ternyata, negara adi daya ini masih menyimpan kesadaran rasialisme yang cukup parah. Korbannya kali ini warga kulit hitam George Floyd yang tewas di tangan polisi.

Rasilialisme kulit hitam di sana memang masih sering terjadi. Namun banyak pula kisah-kisah kulit hitam yang menjadi mualaf dan mengharumkan nama Amerika Serikat. Sebut saja legenda tinju Muhammad Ali dan pebasket Kareem Abdul Jabbar.

Kareem Abdul Jabbar, yang bernama lahir Ferdinand Lewis Alcindor atau lebih dikenal sebagai Lew Alcindor, adalah pebasket Amerika yang memutuskan menjadi muslim justeru di kala karirnya sedang menanjak, pada 1971.

Dan pada masa itu pula, kekerasan terhadap kulit hitam masih sering terjadi.Salah satunya ketika terjadi kerusuhan ras di Detroit yang sempat menewaskan 43 orang dan ribuan orang luka lainnya.

Kareem menjadi muslim karena mengagumi petinju legendaris Muhammad Ali yang menginspirasinya untuk mencapai prestasi semaksimal mungkin.

Namun ketika memutuskan menjadi muslim, Kareem mendapatkan banyak tentangan dari anggota keluarganya. Namun komunitasnya terus memberikan dukungan, sehingga Kareem dikenal sebagai pebasket unggulan yang tetap dengan keyakinannya.

“Saya tahu itu, tapi, setelah menjadi Muslim sejak lebih dari 40 tahun lalu, saya memutuskan masih membela pilihan saya,” katanya, Mei lalu seperti diberitakan Al Jazeera.

Kareem tidak hanya jago main basket, tapi juga pintar dari sisi akademis. Dia adalah mahasiswa UCLA (University of California at Los Angeles) mempelajari sejarah dan bahasa Inggris.

Sepanjang kariernya membela UCLA ia dua kali memperoleh Player of The Year (1967 – 1969), 3 kali First Team All American, Menjuarai 3 kali NCAA Basketball Champion Teams (1967,1968,1969) dianugerahi NCCA The Most Player turnamen (1967,1968,1969) dan pemain pertama memperoleh Naismith College Player of The Year (1969) dan hanya 2 kekalahan dari 90 pertandingan. Alcindor mengakhiri kariernya di UCLA dengan 2.325 poin (26, 4), 1. 367 rebounds (15,5).

Setelah pensiun sebagai pebasket, ia menjadi menulis, pebisnis, entertainer, dan menjalani tugas Basketball Ambassador sebagai pelatih dan broadcaster.

Kareem Abdul Jabbar dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh presiden Barrack Obama atas prestasi dan kontribusi sosialnya. Sebagai asisten pelatih Abdul Jabbar dua kali menjuarai NBA. Abdul Jabbar menghabiskan setahun sebagai pelatih The White Mountain Apache Reservation. Ia juga bekerja sebagai public speaker dan cultural critic. Pada tahun 1995 Abdul-Jabbar terpilih sebagai The Naismith Memorial Basketball Hall of Fame .

(IMF/foto: essentialysport)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *