[JAKARTA, MASJIDUNA]—Ketua PP Muhammadiyah periode 1998-2005 Ahmad Syafii Maarif hari ini, Minggu (31/5/2020) tepat berusia 85 tahun.
Lelaki kelahiran Sumpurkudus, Sijunjung, Sumatera Barat pada 31 Mei 1935 ini, merupakan sosok pimpinan ormas Islam yang mengambil jarak dengan kekuasaan, namun tidak membenci terhadap kekuasaan.
Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, pada lingkup yang lebih luas, keteladanan konsistensi sikap Buya Syafi’i Ma’arif yang otentik dalam menjaga kesesuaian antara perkataan dengan perbuatan menurut Haedar perlu diteladani oleh semua warga bangsa, terutama bagi para tokoh politik dan tokoh agama yang populis.
“Beliau tidak anti kekuasaan dan tidak anti rezim, tapi juga tidak larut dalam rezim itu. Buya ingin menghadirkan Islam, Muhammadiyah dan wawasan kebangsaan yang merawat kemajemukan. Dalam konteks kenegaraan, kita perlu pemikiran dan orientasi sosok bangsa dari puncak hingga bawah yang kenegarawanan, yakni meletakkan kepentingan bangsa yang lebih luas secara jujur otentik di atas kepentingan kelompok, golongan atau pribadi,” jelas Haedar pada Sabtu (30/5) dalam acara Bincang Jaringan Intelektual Berkemajuan (JIB) “Mencari Negarawan”.
Ucapan selamat pun mengalir dari berbagai kalangan. Salah satunya, Direktur NU Onlie yang juga Gusdurian, Savic Ali menyebutkan sosok Buya Syafii adalah kompas bagi bangsa. “Selamat ulang tahun semoga panjang umur Buya Syafii Maarif, dan bisa menjadi kompas moral buat generasi muda Indonesia untuk bersikap terhadap persoalan-persoalan sosial politik maupun keagamaan,” ujar Savic Ali.
(IMF/foto: istimewa)